Orang itu memunguti nasib di tembok
Dan mengunyah hati
Di negri terkunci
Mau makan apa di dalam
Hanya dinding
Lalu dinding
Melekatkan hidup di
warna-warni
Itu saja tersisa kini
Diakhiri
atau
Harakiri
Pagi hari tembok menghapus nasibnya yang ditulisi
Orang itu tidak bisa mengumpulkan bahkan kemalangannya sendiri
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!