Badanku pun bergetar dan kulitku berkeringat deras memandang prosesi penduduk kecil yang kukenal masuk ke dalam rumah mansion itu. Melihat mereka bercanda bagai tanpa beban hidup, berjalan masuk melewati pintu besar yang seperti berlapis emas.Â
Lenganku yang bergetar tremor berusaha membangunkan rekan-rekan miskin yang tertidur lelap di sekelilingku, namun mereka tak juga terjaga. Suara ngoroknya menjadi sepi dan mereka tetap tertidur bahkan semakin pulas.Â
Wajah-wajah mereka juga tampak beku dan putih. Aku jadi merasa sendiri, yang dengan keraguan memberanikan diri meraba wajah-wajah mereka bermaksud membangunkan mereka. Namun seketika aku merasakan begitu dingin seperti menyentuh es.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H