Dan mata pelatih Santos mengingatnya tajam bahwa Renato Luz Sanches adalah sekelas Rodrigo, Hojbjerg atau Backenbauer kali yah? Seorang libero yang telah punah sekaligus sebagai penerobos atau breaker.
Dalam hitungan detik setelah masuk lapangan pada menit yang terlambat yaitu di menit 80, Sanches seperti mengatur para jagoan Portugal untuk memenuhi panggilannya.
Gol pertama sebagai gol keberuntungan atau gol yang tidak mau dibilang gol bodoh pun terjadi, ketika Sanches tanpa bola dari kanan luar melintas ke tengah untuk menarik duo Hongaria di belakang yaitu AT Szalai dan Siger dan menyisakan ruang kosong, sehingga Ruben Diaz bersama bola bebas.
Diaz mengoper Rafa yang dalam keadaan bebas pula mengumpan datar ke tengah namun terkena kaki AT Zsalai yang telat sehingga berbelok, jatuh ke kaki Guerreiro yang menyosor ke gawang namun masih mengenai tip toe Orban yang juga telat, sehingga bola nyengsol masuk kekanan gawang tanpa bisa di antisipasi oleh kiper Gulacsi, 1-0.
Peran Sanches makin terlihat dari terjadinya gol kedua, Â saat dia melakukan terobosan dari kerapatan duo Dibusz dan Siger, lalu membawa bola serong untuk menarik Orban, sehingga kembali Rafa mempunya ruang bebas untuk mendribel bola operan Sanches di kotak yang berusaha dikejar Orban.Â
Orban yang sudah tertarik oleh Sanches terlambat dan terpaksa menjatuhkan Rafa di kotak. Untuk selanjutnya sang pangeran tua Portugal, Ronaldo melakukan kekuasaan penalti mutlaknya. 2-0.
Gol pamungkas, gol ketiga juga berawal pula dari Sanches di batas kanan luar, membuat posisi sejajar dengan Ronaldo di tengah dan mengopernya, Rafa masuk dan saling oper tik-tak dengan Ronaldo dan diakhiri dengan tarian khas Ronaldo menceplos bola dekat jala.3-0.
Tiga gol tercipta dalam kurun waktu 8 menit, setelah kebuntuan yang bosan dan melelahkan selama 84 menit, Portugal Seleccao das Quinas si 'Jawara Saat Ini' mengalami nihil gol.
Pelatih Fernando Santos pun berujar lega sehabis pertandingan batu ini, katanya.
 "Orang-orang Hongaria kuat dan tinggi di depan gerbang mereka, jadi umpan kami tidak efektif, jadi kami membutuhkan umpan yang lebih tajam dan lebih banyak pergerakan. Kami bermain lebih baik di babak pertama, kami memainkan sepak bola lebih gugup di babak kedua, namun saat itulah kami menemukan Jalan kita."
Seolah mengisyaratkan bahwa  tanpa team yang memadai, pemain elit Portugal telah gagal melawan permainan keras kepala Hongaria selama 84 menit.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H