Manusia perak menyepuh wajah
Mengurai tangan sedekah
di jendela kaca kendaraan
Membelah cerita belas kasihan
Aku menyorong seribu perak
bersamar maaf sepuhan jiwa
yang lebih perak dari peraknya
Lampu simpang terus bergerak
Seraut pias terlapis perak
Seperti warna pesta
yang menyedihkan
Terus merana terlapis jalan
tersaput metropolitan
akhirnya tersepuh jaman
hingga tersungkur tak berhalaman
Melawan lampu jalanan
Setengah mati ketakutan
lalu tertawan wajah sepuhan
Berbeda wajah-wajah tanpa sepuhan
yang berhari sibuk menyepuh drama
Orang-orang perak
tidak menangis
Sepuhan peraknya
adalah air matanya
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!