Aku selalu melihat kamu berbuat sedikit
Memeluk kondensat basah bagai bah
Lalu menyihirnya menjadi butiran mutiara
yang berkilau tertimpa matahari
Lalu kupu-kupu hinggap menjenguk telur
dan kumbang  merendah menghirup embun
Sedang aku duduk di bangku wewangian
membiarkan musim berjalan
Sampai akhirnya kehilanganmu
Kata hutan kamu sudah menggulung permadani
Tanyakan saja hujan, bahwa dia juga kehilangan telapak hijau
Angin ikut berbisik jika aroma rumput telah beranjak
Lalu aku pergi ke lumbung
Buat berbaring di tumpukan jerami
dimana tercium aroma mu lebih
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H