Kamu sibuk memindahkan
langit ke gaun birumu
Sementara aku masih menggulung
benang benang hujan
di tempias pedestrian
Hingga menyerah
lalu memelukmu
langit di kainmu dan awan di sepatumu
yang dibasahi hujan
Ini kesalahan biru, bisikmu
Ini kekalahan emas, hiburku
Lalu kita menyantap malam
kerna pagi tak lagi tajam
Mata kita diam
Membaca koran bekas  terhanyut kolam
Ruang hangat November hanya lapisan
Sebuah penipuan
dari janji langit biru yang menyedihkan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!