Aku selalu berdoa saban malam
Buat mengembalikan puisimu yang pulang
Karena bukankah kita tidak pernah membicarakan
Bahkan memikirkan
Tentang mati yang tak terdefinisikan
Lalu dengan pengetahuanku yang suram
Aku menggali sampai papan kayu
Lalu batu merah
hingga aku berhenti di akar setanggi
ketika harumnya
menengadahkan puncak kepalaku
mencari jarak awan
lalu naik ke bintang
dan berhenti di kubah langit
mempertanyakan ku
apakah puisimu sejarak kematian?
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI