"Dua minggu, bro"
"Di pihak kepala mana sakit you"
"Pas di batok atas bro. Dari tengah ubun-ubun"
"Sakitnya?"
"Nyut nyut nyot nyot.."
"MRI scan aja deh"
Gundul manut saja, berhubung nyeri atas kepalanya tiba tiba menghebat. Dia salin memakai jas lab putih dan perawat merebahkan badannya terlentang dimuka terowongan pindai MRI.
"Siaaap!" aba-aba perawat, sambil menyuntikkan pewarna kepembuluh lengan Gundul. Gundul merasa nyeri sangat di urat darahnya, sementara tubuhnya bergeser masuk lorong putih dengan nyala lampu scan yang berputar berpendaran.
"Beku! Jangan obah ya pak!" suster memperingatkan Gundul yang hanya bisa terpejam.
***
Beberapa jam kemudian, potret pindai sudah berada ditangan prof Shrink yang melatarkannya ke lampu baca. Agak lama jidat prof berkerut, sedang Gundul yang duduk didepannya, menanti dengan mawas.