Mohon tunggu...
Band
Band Mohon Tunggu... Supir - Let There Be Love

(PPTBG) Pensiunan Penyanyi The Bee Gees

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Modal tim Garuda Muda Vs Malaysia

25 Agustus 2017   21:40 Diperbarui: 26 Agustus 2017   12:52 726
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bola. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Tiga kekalahan beruntun timnas Kamboja di leg pertandingan ketiga grup B sudah  menutup pintu ke semifinalnya di SEA Games 2017, sehingga Kamboja meraih gelar tim pertama yang tereliminasi dalam perhelatan di Kuala Lumpur, Malaysia ini. Mereka kalah dari Filipina (0-2), Vietnam (1-4) dan Thailand (0-3).

Pada leg selanjutnya, sungguh mati, aku tak tau apa sesungguhnya motivasi tim Kamboja ketika akan berlaga versus Timor Leste. Normatifnya pasti memenangkan pertandingan, memberikan perlawanan yang terbaik, menyajikan pertandingan yang memukau, menghindari peringkat kunci, nggak mau gagal total,  meski tersingkir, pulang dengan kepala tegak, dan bla, bla, bla...

Lalu Kamboja kembali menelan kekalahan ke empatnya dengan sekor nol satu dikaki Timor Leste, yang semakin mengunci lebih rapat dari posisi sebelumnya. Sementara pertandingan selanjutnya di leg ke lima sebagai perform terakhir adalah melawan tim Indonesia, favorit kampiun disejarahnya yang notabene lebih kuat dari Timor Leste.

Kembali kepemikiran aku tentang motivasi, mungkin aku sudahi saja menerka nerka. Lebih aman ke konspirasi motivasi normatif saja, jadi seperti sudah disebut diatas, barangkali bisa ditambah satu lagi motivasi juru kunci yaitu, sekarang atau tidak sama sekali, to be or not to be.  We are underdog dan kita akan menggulingkan tim Indonesia.

Di sore Kamis (24/8/2017) yang cerah,  di Stadion Shah Alam, Selangor, dalam laga terakhir babak penyisihan Grup B SEA Games 2017 menjadi saksi. Pertandingan yang begitu seru, karena membenturkan dua motivasi ekstrim yaitu, motivasi hidup mati tim Indonesia melawan motivasi pride tim Kamboja,menjadi over beyond, menjurus brutal di injury, setelah  parade pelanggaran sepanjang kick off, ditengah wasit yang nampak kerepotan dan mundar mandir.

Di penghujung, striker Marinus tampak memegangi kuping kirinya yang bengep, dia begitu frustrasi, karena gaya pendekar mabuknya dalam menggoreng bola, yang membuat gentar dan mara bahaya pertahanan lawan, dikasari. Saya dipukul, dihantam, wasit berat sebelah. Saya tidak tahan lagi, geregetan dan emosi. Lalu keluarlah adegan pegang kemaluan di depan bench tribun official dan pemain Kamboja, yang menyulut lebih besar badai emosi lawan.

Disini memang aku kurang memahami seutuhnya apa arti aksi Marinus memegang kemaluan. Meski aku sering melihat king of pop almarhum Michael Jackson memperagakan sentuh kemaluan ditengah  gerakan moon walknya pada saat show, ataupun dedengkot the true rock British Band Oasis , Liam Gallagher ketika ngerok di stage juga kerap begitu, sementara reaksi penonton girang dan bertepuk tangan, mungkin di sport berbedalah ya.

Kembali kelapangan ,  Indonesia menang 2-0 berkat gol Ezra Walian dan Febri Hariyadi, ditengah laga yang kontroversi dan brutal, ini menyiratkan bahwa kita masih punya motivasi sehat ditengah pertempuran yang kacau, masih punya football spirit dan taktik pure football modern, tidak kehilangan barang yang paling berharga dalam sepakbola, tidak kehilangan roh dan kualitas sebagai sebuah football masa kini sebagai tontonan maupun pertandingan, tidak memalingkan muka dari football, terlarut ke atmosfir lapangan yang tidak bermutu. Kata lainnya, tim Indonesia tidak pernah kehilangan jati diri football.

Dua gol yang tercipta adalah keindahan. Gol Ezra adalah tendangan memutar Gerd  Muller bomber panzer di final klasik Jerman yang mengusir hantu total football Belanda di piala dunia 1974. Demikian halnya tendangan pejal tigapuluh meter Febri mengingatkan kita akan determinasi tendangan Sir David Beckham yang selalu menghiasi laga laga di era puncak Manchester United.

Inilah suatu bukti, bahwa kita fokus dan punya prinsip bermain bola apapun lingkungannya itu penuh intimidasi atau full provokasi.

Tapi okelah, kita memang berkelahi, karena kita dipukul, kita ditekan dipertandingan yang miring, kita mesti melawan, sampe ke ubun ubun, bahkan berfikir cupet, go to hell with your yellow or red card. We are warrior, kita punya harga diri!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun