Data mendapatkan gelar sebagai 'komoditas paling berharga' berikutnya di dunia tahun ini karena banyak perusahaan berhasil mengatasi gangguan serta realitas ekonomi baru. Meskipun terdapat data berkelanjutan yang melimpah di ujung jari mereka, sebagian besar perusahaan masih kekurangan sumber daya internal untuk memanfaatkannya secara waktu nyata (real time) dengan keterampilan ilmu data yang terasah dengan baik dalam waktu singkat. Mengadopsi solusi manajemen data dan mengotomatiskan tugas-tugas terkait data sangatlah efektif dalam memperkecil kesenjangan, namun menurut Nick Lim, selaku General Manager TIBCO untuk Asia Pasifik dan Jepang, hal itu hanya menyelesaikan sebagian dari masalah saat ini karena kebutuhan perusahaan telah berkembang lebih dari sekadar analisis data. Sekarang, setiap departemen fungsional membutuhkan tenaga kerja yang dapat menangani tantangan data, dilatih untuk menghubungkan titik-titik secara real time, dan dapat mengubah wawasan ini menjadi tindakan tepat dari awal.
Menyebarkan keterampilan analitik tingkat lanjut
Untuk perguruan tinggi dan institut teknologi, mengajarkan mahasiswa nilai dari data yang sebenarnya dan memastikan bahwa mereka memiliki keterampilan untuk bertindak berdasarkan wawasannya dapat menjadi hal yang rumit untuk dicapai serta tentu melibatkan banyak teknologi. Melalui program Aliansi Akademik TIBCO, universitas dapat menawarkan akses untuk siswa ke solusi data dari pangkal ke ujung yang membantu mengubah wawasan menjadi tindakan dalam skenario dunia nyata. Institusi di lebih dari 60 negara, termasuk enam di Singapura, Taiwan, dan Vietnam, telah bermitra dengan TIBCO untuk menawarkan pelatihan analitik tingkat lanjut kepada mahasiswa. Program gelar sarjana Business Analytics di Binus University juga akan segera dimulai pada September 2021.
Akses ke alat analitik TIBCO tidak terbatas pada departemen teknologi informasi saja tapi juga berkaitan dengan kemitraan untuk menawarkan diploma dalam analitik bisnis dan ilmu data, analitik pemasaran, dan teknik data di seluruh departemen universitas. Dosen juga menerima sumber daya dan pelatihan untuk tetap dapat mengikuti perkembangan. Dengan kapasitas untuk memperpanjang hingga 2.000 lisensi per tahun ajaran, universitas yang menawarkan siswa kesempatan untuk menggunakan solusi analitik canggih TIBCO dapat memberikan mahasiswa keuntungan di pasar kerja dan mendapatkan reputasi sebagai destinasi dalam menemukan bakat terbaik. Program ini juga menumbuhkan peluang bagi mahasiswa untuk memecahkan masalah nyata dari perusahaan mitra, yang membangun kemampuan analitik data tingkat lanjut yang sangat dibutuhkan dunia kerja saat ini.Â
TIBCO juga berfokus pada peningkatan keterampilan profesional melalui program Aliansi Akademik. Mahasiswa pendidikan lanjutan di Taiwan yang mengunjungi Pusat Analisis di Yuan Ze University dapat memperoleh keterampilan karir tentang analitik data untuk aplikasi Internet of Things. Pekerjaan kami dengan Singapore Polytechnic telah berkembang dari pengembangan analisis data dan pengetahuan IoT menjadi penyedia materi teknis tentang analisis data dan ekosistem open source Project Flogo melalui pusat kewirausahaan sekolah yang bernama SPINOFF. Kemitraan dengan organisasi seperti SheLovesData juga membantu mendukung pembelajaran berkelanjutan di bidang data.
Mengatasi kekurangan bakat di bidang ilmu data membutuhkan kolaborasi erat antara sektor publik dan swasta. Mempelajari cara menerapkan teknologi terbaru dalam pengaturan dunia nyata akan mempersiapkan para profesional untuk beradaptasi dengan permintaan serta kebutuhan data yang terus berkembang dan mendorong pembangunan ekonomi di wilayah tersebut. (red)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H