Tagalaya atau Jailolo adalah daerah yang terletak di sebelah barat Provinsi Maluku Utara yang kemudian di mekarkan berdasarkan Undang-undang No 1 2003 bersama dengan 4 kabupaten dan 1 kota di Maluku Utara, kini berubah menjadi Halmahera Barat pada 25 Februari 2003. Dan pada tanggal 4 Februari 2006 berdasarkan pemilhan langsung oleh Rakyat Halmahera barat (Halbar) memiliki Bupati yang defenitif yaitu Ir. Namto Hui Roba dan Ir. Penta Libela Nuara. Selama satu periode berjalan halbar di nahkodai Namto nyaris tidak banyak perubahan.
pengembangan infrastruktur seperti jalan dan pembangunan sarana prasarana umum lainnya terabaikan. Dan waktu terus berjalan tak henti Namto akhirnya terpili kembali kali keduanya pada 2010 namun tetap Halbar tidak anjak berubah yang ada malah nyaris di marger dengan Kabupaten Halmahera Utara (Halut) akibat dari tatakelolah daerah yang buruk dan berjalan di tempat. Halbar jauh tertinggal dengan daerah lainya yang secara bersamaan di mekarkan. kini Kab. Halbar terlihat makin keropos dengan segudang masalah yang di wariskan oleh Bupati Namto.
Ketidak mampuan Namto mengelola Halbar dengan melihat dan mengembangakan potensi daerah Halbar menjadi faktor penentu kemunduran Halbar dan semua orang mengetahui itu. Namto sebagai Bupati Halbar selama dua periode hanya bergantung pada APBN melalui DAU dan DAK untuk mengembangkan daerah Halbar ini mana cukup hanya mengandalkan APBN? ini cara yang tidak kreatif di tunjukan oleh Bupati Namto justru malah terpuruk. Hingga akhirnya malah potensi-potensi lokal seperti Panas Bumi atau potensi lainnya yang dapat mengerakkan perekonomian dan mampu mendorong agar daerah Halbar lebih maju terabaikan.
Mungkin apa yang saya tulis ini terlalu berlebihan dalam pandagan yang lainnya, namun ini juga tidak salah karena bersifat kertik konstruktif untuk kemajuan Halbar dan itu wajar saya lakukan. Dan saya hormat pada Namto yang telah memimpin Halbar selama dua periode dengan segala dinamika dan ke-terbelakang-gan Habar yang di wariskan pada Bupati baru sangat ironi memang.
Pada Pilkada langsung 2015 dengan dinamika yang terjadi Kab. Halbar kini memiliki Nahkoda baru Danny Missy yang dipilih Rakyat Halbar dengan Demokratis berjalan sesuai harapan. Dalam mengelola kekuasaan di Halbar Danny Missy kini mendapat protes oleh sebagian kalangan atas keputusan yang di ambilnya. ramai media sosial (FB) akhir-akhir ini yang saya ikuti khususnya kawan-kawan Halmahera Barat (Halbar) adalah protes dan kritik atas kebijkan Bupati Danny Missy berkaitan dengan SK Tim Pansel dengan jumlah 5 orang, dengan komposisi 4 dari teman-teman Nasrani dan 1 Muslim. ini tentu mengundang tanya dan perdebatan yang srius dari komposisi ini terlihat ketidak adilan yang mengacam keberagaman/pluralitas kehidupan.
Entah apa yang di fikirkan oleh Bupati Halbar (Danny Missy) hingga begitu ceroboh dalam mengambil keputusan terkait mengeluarkan SK Tim Pansel yang justru menimbulkan gaduh. Dari postingan kawan-kawan yang saya baca subtansi kritiknya adalah mereka mempersoalkan komposisi dalam Pansel yang di bentuk dan terkesan tidak adil atas komunitas Islam dan itu bagi saya wajar selama kritikan itu tidak di ikutsertakan dengan provokasi berlebihan. Tim Pansel yang tidak proposional dalam konteks keterwakilan menjadi alasan dan dasar protes, ini bukan soal profesionalitas atau kemampuan yang di miliki oleh masing-masing Tim Pansel.
Yang di lupakan Danny Missy cara mengelola kekuasaan tidak seperti anda mengelola Perusahaan yang anda miliki yang bisa seenaknya mau anda lakuakn seperti apapun terserah itu hak anda sebagai pemegang kuasa, Bukan juga suka tidak suka. Mengelola kekusaan di Halbar itu sebenarnya mengelola dinamika berbagai jenis manusia dengan latar belakang, harapan, dan keinginan yang berbeda satu sama lain, besarta jenis keunggulan alamnya yang di konfersi menjadi kemungkinan dalam melakukan terobosan dan lompatan untuk kemajuan daerah itu yang harus di lakukan, bukan malah mengeluarkan kebijakan yang kontra produktif.
Danny Missy sebelum bupati Halbar dia “Danny Missy” adalah pengusaha dalam pengembangan infrastruktur (kontraktor) yang terbilang cukup maju beberapa proyek besar pengembangan infrastruktur di Sulawesi Utara seperti Jalan raya, Jembatan dll telah di lakukannya. Dalam pengembangan bisnis konstruksinya Dany Missy Cs kemudian terlibat dalam politik praktis sebagai salah satu donator dalam suksesi Pemilihan Gubernur Sulut yang di menangkan Adolf Jouke Sondakpada periode 2000-2005. Pola seperti ini kemudian berlanjut tatkala Danny Cs menyebrang ke Kab. Talaud ini tentu bukanlah hal yang siah-siah kemenangan Elly Lasut dan pasangannya Constantin Ganggalimenjadi pilihan tepat atas sikap Danny Cs sebagi donator dalam Pilkada Talaud, dan mungkin saja cara ini juga di gunakan di Kab/Kota lainnya di Sulut.
Setelah mengantar Elly Lasut sebagai Bupati Talaud periode 2009-2014, Danny Missy Cs menyebrang kedaerah paling Timur Indoneia yaitu Papua di sanalah bisnis Danny Cs terbilang sangat maju hingga merambat bisnis maskapai penerbangan dengan nama perusahaan PT. Marta Buana Abadi dan anak perusahaan Dimonim Air. Danny Missy S.E. M.M sebagai Direkturnya. Setelah mengembangkan bisnis penerbangan tidak membuat Danny Cs berhenti sampai di situ namun kembali melakoni kebisaan lama sebagai donator yang sukses kemenangan Gubernur Papua Lukas Enembe dan beberapa Kabupaten/Kota lainya di Papua menjadi buktinyata.