Mohon tunggu...
Banafsa Safa Romadon
Banafsa Safa Romadon Mohon Tunggu... Mahasiswa - UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

Saya sangat suka sekali dengan kucing, apapun itu yang berhubungan dengan kucing membuat saya tertarik. Selain suka kucing saya juga suka tidur, di tengah kesibukan saya sebagai mahasiswa farmasi semester 3 saya selalu mencari celah agar saya tetap bisa tertidur walaupun terkadang waktu untuk tidur tidak ada karena kepadatan perkuliahan dan banyaknya tugas untuk dikerjakan.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tidur dan Gen-Z: Pelarian yang Tenang di Era yang Bising

19 November 2024   18:58 Diperbarui: 20 November 2024   19:55 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Siapa yang tidak merasa kelelahan setelah seharian bergelut dengan segudang aktivitas ? kelelahan dengan aktivitas seharian terkadang membuat lemas  bahkan mengantuk dan ingin tidur . Tidur adalah  suatu kegiatan yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Menurut World Health Organization (WHO), tidur dapat didefinisikan sebagai suatu kondisi fisiologis yang terjadi secara alami dan teratur dimana tubuh dan pikiran beristirahat. Namun saat ini tidur yang seharusnya sebagai aktivitas fisiologi untuk memulihkan energi malah dijadikan sebagai pelarian di kalangan generasi z atau sering dikenal dengan sebutan gen z.

Gen z yang dikenal sebagai kalangan yang ambisius, kreatif, dan inovatif seringkali mudah merasa kelelahan secara emosional dan mental. Ini diakibatkan dari tekanan hidup di era modern ini membuat mereka harus menghadapi berbagai tantangan yang unik. Yang tak jarang membuat para gen z ini merasa ingin melarikan diri dan menghindari dari sesuatu yang dianggapanya membebani. Dari tekanan ini muncullah sebuah fenomena dimana para gen z ini cenderung tidur sebagai pelarian diri.

Menurut informasi dari platform sosial media, banyak para gen z yang mengaku menjadikan tidur sebagai pelarian dari tekanan akademik, pekerjaan, perasaan cemas, bahkan dari masalah percintaan. Banyak dari mereka yang terkadang menghabiskan waktu seharian hanya untuk tidur dan melupakan hal lainnya seperti makan. Namun hal ini dapat berdampak buruk pada Kesehatan. Pola tidur yang berlebihan tidak baik untuk kesehatan.

Waktu tidur yang berkepanjangan dapat menurunkun kesehatan seperti terasa pusing, sakit punggung, diabetes, bahkan malah memperburuk kesehatan mental itu sendiri. Tidur yang baik adalah tidur yang berkualitas, tidak berlebihan maupun kekurangan. Pola tidur harus diperhatikan karena akan berdampak pada kesehatan jiwa dan raga. Maka dari itu fenomena tidur sebagai pelarian di kalangan gen z ini sebaiknya dikurangi dan tidak dinormalisasikan. Ada banyak cara yang dapat dilakukan selain tidur sebagai pelarian. Seperti melakukan hobby yang disukai, berkumpul dengan teman atau saudara, maupun bermain dengan peliharaan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun