Tjut Nya’ Dhien adalah seorang putri bangsawan Aceh. Selain kaya, ia dan keluarganya juga berkuasa. Dia hidup berkecukupan. Kehadiran Belanda di tanah Aceh pun tidak mengganggu kehormatan dan kekuasaannya. Tapi dia melihat masyarakatnya menderita oleh penindasan pemerintahan Belanda. Dan ia memilih meninggalkan harta dan kekuasaan pribadinya untuk membela rakyatnya. Akibatnya, Belanda pun menganggapnya musuh.
Tjut Nya memang menempatkan dirinya setegas-tegasnya sebagai musuh Belanda. Apa boleh buat, suami pertamanya, Ibrahim Lamnga, tewas di tangan Belanda. Lalu ia membawa pasukannya hijrah ke hutan untuk perang gerilya melawan Belanda. Dengan dukungan rakyat, pasukannya cukup besar, akomodasi tak kurang. Tambah kuat setelah Teuku Umar bersanding dengannya sebagai suami. Tapi Teuku Umar pun syahid. Setelah itu ia memimpin sendiri peperangan. Dengan pasang surut, sampai kepada menit-menit yang tergambarkan di atas – selama lebih dari 25 tahun.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H