Mohon tunggu...
Bambang Setyawan
Bambang Setyawan Mohon Tunggu... Buruh - Bekerja sebagai buruh serabutan yang hidup bersahaja di Kota Salatiga

Bekerja sebagai buruh serabutan, yang hidup bersahaja di Kota Salatiga

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Virus Drumblek Mewabah di Kabupaten Semarang

17 April 2016   19:04 Diperbarui: 18 April 2016   09:15 914
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Drumblek dari Salatiga saat beraksi (foto: dok pribadi)"][/caption]Virus drumblek atau marching band yang menggunakan berbagai barang bekas, belakangan makin mewabah di wilayah kabupaten Semarang. Terbukti, Minggu (17/4) siang sedikitnya 25 grup kesenian tersebut mengikuti gelaran festival yang berlangsung di Perum Graha candi Soba, Candirejo, Tuntang, Kabupaten Semarang.

Dalam festival yang digawangi oleh New Drumblek Asli Dempel (DAD) Candirejo ini, menurut Ketua panitia Solikin AG, peserta yang terdiri atas 25 group asal kabupaten semarang mau pun Salatiga bakal memperebutkan piala Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo serta Bupati Semarang Dr. Mundjirin. 

“Untuk uang pembinaan, tersedia hadiah sebesar Rp 9 juta,” jelasnya.

Seperti galibnya lomba drumblek, dari 25 grup yang tampil mayoritas didukung para suporternya. Akibatnya, lokasi berlangsung festival penuh sesak oleh penonton mau pun pemain. 

Kompetisi yang dimulai sejak pk 08.00 ini, benar- benar berlangsung meriah. Kendati masing- masing peserta bersaing ketat, namun ada kesan mereka saling mendukung satu sama lain. Hal tersebut terlihat ketika satu grup usai tampil, mereka segera bertindak menjadi suporter bagi pesaingnya.

[caption caption="Peserta yang tampil di festival drumblek (foto; dok pribadi)"]

[/caption]“Kami bersaing untuk memperoleh poin paling tinggi, tapi kami juga merasa perlu memberikan support terhadap grup drumblek lainnya. Karena sebenarnya kami sama- sama satu komunitas yang memiliki tujuan melestarikan kesenian ini,” kata salah satu pimpinan grup drumblek asal Kota Salatiga saat selesai manggung.

Panitia festival sendiri dalam menentukan juara memiliki beberapa kriteria di antaranya keserasian, kekompakan, harmonisasi musik, koreografi dan kostum. Hasilnya, nyaris seluruh grup peserta tampil heboh. 

Bisa dikata, untuk menyiapkan kostum serta transportasi saja mungkin tak bakal klop bila dibanding hadiahnya. Sepertinya faktor nombok telah diabaikan, yang paling penting mampu tampil maksimal.

[caption caption="Kostum salah satu peserta perpaduan Jawa (foto: dok pribadi)"]

[/caption]Ikon Kota Salatiga

Dalam festival yang berlangsung hingga pk 17.30 ini, kalau mau jujur, pihak juri kesulitan menentukan pemenangnya. Pasalnya, baik peserta dari Kabupaten Semarang mau pun Kota Salatiga, semuanya tampil memikat. 

Perpaduan kostum, irama musik, koreografi ditambah lenggak lenggok mayoretenya yang cantik-cantik, praktis memesona ribuan penonton. Jangan membayangkan drumblek ini kesenian ecek- ecek, sebab saat sudah turun ke ajang kompetisi, keberadaan mereka lebih heboh dibanding grup marching band.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun