Mohon tunggu...
Bambang Setyawan
Bambang Setyawan Mohon Tunggu... Buruh - Bekerja sebagai buruh serabutan yang hidup bersahaja di Kota Salatiga

Bekerja sebagai buruh serabutan, yang hidup bersahaja di Kota Salatiga

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Tol Bawen-Salatiga Berfungsi saat Arus Mudik?

22 Juni 2016   17:55 Diperbarui: 23 Juni 2016   08:52 2104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruas Tol yang ada di Salatiga (foto: dok pri)

Kendati pengerjaan Jalan Tol Seksi III Bawen - Salatiga belum selesai sepenuhnya, diprediksikan menjelang arus mudik bakal mampu difungsikan. Terkait hal tersebut, pihak Trans Marga Jawa Tengah (TMJ) bekerja keras untuk menuntaskannya. Pasalnya, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sangat berharap, jalan mulus itu bisa dilewati. Berikut penelusurannya.

Tol Bawen - Salatiga sepanjang 18,2 kilometer yang merupakan bagian dari Jalan Tol Semarang-Solo. Meski pengerjaannya baru mencapai 86 persen, menjelang padatnya arus mudik sangat berperan besar dalam mengurai kemacetan. Pasalnya, jarak Bawen menuju Kota Salatiga yang hanya 15 kilometer dipastikan bakal mengalami kemacetan parah. Berdasarkan pengalaman, para pemudik kerap terjebak hingga berjam-jam di jalur ini.

Jangankan menjelang Hari Raya Idul Fitri, di hari-hari biasa pun jalan ini kerap mengalami kemacetan. Selain banyak warung makan di sepanjang Tuntang - Salatiga, terkadang satu kendaraan mogok saja mampu memaksa antrean panjang. Begitu juga faktor lebar jalan, tak sebanding dengan volume kendaraan yang lewat.

Dengan kondisi jalan yang seperti itu, otomatis Tol Bawen - Salatiga tentunya sangat berperan bagi kelancaran perjalanan pemudik, khususnya pengguna kendaraan roda empat. Bagaimana tidak, usai menjelajahi ratusan kilometer, mendadak dipaksa terjebak kemacetan berjam-jam. Tentunya sangat menyiksa diri. Terlebih bila terjadi di siang hari, ketika pengemudinya masih menjalankan ibadah puasa, lengkap sudah penderitaan yang diderita.

Lahan untuk Jembatan Sungai Tuntang (foto: dok pri)
Lahan untuk Jembatan Sungai Tuntang (foto: dok pri)
Sebelumnya pemimpin proyek TMJ, Indriyono menegaskan bahwa Tol Bawen - Salatiga pengerjaannya sudah mencapai 86 persen. Sehingga, nanti saat arus mudik mampu dilewati oleh kendaraan dari Jakarta dengan tujuan Surakarta, Wonogiri, Sragen maupun Jawa Timur. Konon, lahan yang terbentang hanya tinggal dilakukan pengecoran sehingga sepekan sebelum Hari Raya Idhul Fitri sudah bisa dilalui.

Berdasarkan penelusuran di lapangan, Jalan Tol Bawen - Salatiga sebenarnya belum sempurna dan kurang siap dilewati ribuan kendaraan roda empat maupun roda dua (biasanya sebelum diresmikan sepeda motor boleh melintas). Rambu-rambu sudah terpasang, begitu juga dengan lampu penerangan. Sebab, hingga Rabu (22/6) sore, terlihat ruas tol (Desa Delik, Tuntang) baru dicor separuh badan jalan. Sementara, bagian sebelah kanan, masih berupa tanah liat.

Pintu masuk ke arah Tol Salatiga di Desa Delik (foto: dok pri)
Pintu masuk ke arah Tol Salatiga di Desa Delik (foto: dok pri)
Terkendala Jembatan

Dari pantauan di sepanjang jalur Tol Bawen - Salatiga, pihak TMJ, selain melakukan pengecoran. Juga tengah fokus menggarap jembatan Jembatan Sungai tuntang yang panjangnya mencapai 370 meter dan Jembatan Sungai Senjoyo dengan panjang 170 meter. Untuk jembatan terakhir, diprediksikan akhir bulan Juni mampu terselesaikan. Namun, bagi jembatan Sungai tuntang yang terkoneksi ke ruas tol Bawen, sepertinya tidak akan tuntas sehingga pemudik belum bisa melaluinya.

Bila nantinya Tol Bawen - Salatiga akan dimanfaatkan sebagai jalur mudik, otomatis pemudik yang dari pintu tol Bawen, tak langsung bisa memasuki tol ini. Mereka harus keluar dulu menuju jalan raya Tuntang, selanjutnya usai melintasi jembatan Tuntang berbelok ke kiri kea rah Desa Delik. Selanjutnya, terdapat petugas yang stand by di lokasi bakal mengarahkan kendaraan memasuki ruas tol.

Ruas di desa Delik baru separuh yang dicor (foto: dok pri)
Ruas di desa Delik baru separuh yang dicor (foto: dok pri)
Mungkin hanya membutuhkan waktu 10 menit, kendaraan pemudik yang menuju Solo, Sragen maupun Jawa Timur akan tiba di pintu keluar. Dalam hal ini, terdapat dua pilihan untuk meneruskan perjalanan. Mengambil jalur Boyolali atau yang langsung ke arah Gemolong, Kabupaten Sragen. Bila melewati Kabupaten Boyolali, pemudik langsung mengambil arah ke kanan, sedang ke Sragen sebaliknya.

Jalur Salatiga – Boyolali relatif mulus sehingga nyaman untuk berkendara. Yang jadi persoalan, lebar jalan kurang mendukung bagi arus mudik. Setidaknya, mulai Pasar Kembangsari, Tengaran, Kabupaten Semarang, hingga memasuki Boyolali, tingkat kesabaran pemudik harus diuji. Tingginya volume kendaraan, biasanya pengemudi tak mampu memacu mobilnya. Menyesuaikan bulan suci Ramadhan, pengguna jalan ini harus bersabar agar tiba di tujuan. Selepas Boyolali, kondisi jalan kea rah Solo cukup lebar, silahkan menginjak pedal gas sedalam mungkin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun