[caption caption="Aipda Mini Wicaksono (foto: dok fb)"][/caption]Aipda Mini Wicaksono, polisi wanita (polwan) yang bertugas di jajaran Polres Salatiga, sepertinya merasa geregetan dengan keberadaan para teroris di Republik ini. Paska terjadinya tragedi bom Thamrin Jakarta,ia meluncurkan surat terbuka untuk teroris yang dalam aksinya telah mengakibatkan beberapa orang kehilangan nyawa.
Dalam surat terbukanya, polwan yang selalu tampil trendi ini, membuka kalimatnya tanpa mengucap salam dengan dalih ia tak tahu agama yang dianut teroris. Selanjutnya, dirinya langsung menohok pelaku teror tentang kitab yang dibacanya hingga menganggap sah membunuh orang di luar peperangan.
Di akun facebook pribadinya, Mini secara tegas mempertanyakan pemimpin yang diikuti teroris hingga berani mengambil langkah melampui ajaran para nabi. Bahkan, ia juga mempertanyakan ibu yang melahirkan pelaku serta ayahnya yang membimbing sehingga mampu menciptakan rasa ketakutan dalam aksinya.
Surat yang dibuat mirip puisi tersebut, sepertinya mirip curahan hati seorang perempuan yang cenderung berhati lembut. Caci maki, rasa geregetan dan amarahnya dikemas lumayan halus. Kendati begitu, secara tersirat terlihat nada kecaman. Namun, sesuai kodratnya sebagai ibu, semua dilontarkan seraya memendam rasa emosinya.
Mungkin surat terbuka yang dibuat Mini mampu mewakili perasaan para wanita di Indonesia, terlepas dari status sosial mau pun profesinya, sepertinya mereka juga sepakat mengecam berbagai aksi terorisme. Berikut adalah kutipan surat terbuka yang diketik oleh polwan keren tersebut.
Surat terbuka untuk TERORIS
Maaf tak mengucap salam, karena aku tdk tahu apa agamu dan aapa yang kau percayai.
Kitab apa yang kau baca hingga kau merasa paling benar, kitab mana yang mengajarkan membunuh orang diluar peperangan ..?
Pemimpin mana yang kau ikuti hingga langkah yang kau ambil melampui ajaran para nabi ?
Ibu mana yang melahirkanmu hingga mati rasa belas kasihmu ?
Ayah mana yang membimbingmu sehingga rasa ketakutan yg kaucipta dalam aksimu ?