Sedikitnya 98 orang mahasiswa dari Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo, Kota Semarang yang Selasa (6/6) sore yang mengikuti kuliah bersama di Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Kota Salatiga, ternyata juga menggelar shalat berjamaah sekaligus berbuka bersama di kantor Fakultas Teologi kampus tersebut.
Momen langka yang baru pertama kalinya diadakan di kampus UKSW ini, jelas semakin memperlihatkan Salatiga sebagai kota paling toleran nomor dua di Indonesia. Bagaimana tidak, 98 mahasiswa Fakultas Saintek UIN Walisongo yang jelas- jelas tak diragukan kemampuan beragamanya, bertandang ke kampus Kristen, mengikuti kuliah bersama dan tetap melaksanakan kewajibannya sebagai umat muslim.
Sedangkan UKSW, sebagai kampus Kristen ternama, tanpa ragu juga menyediakan fasilitas memadai untuk tempat beribadah sementara. Para mahasiswanya pun, ikut berbuka bersama kendati mereka jelas- jelas berbeda keyakinan. Sepertinya, tak ada sekat apa pun pada diri mereka masing- masing. Sebab, semuanya berlangsung hangat dan saling menghormati.
“ Kebetulan kami ada program kuliah bersama antara Fakultas Teologi dan Fakultas Saintek UIN Walisongo dengan topik spiritualitas lingkungan sebagai titik temu agama- agama,” kata Kepala Program Studi (Kaprogdi) S1 Fakultas Teologi UKSW , Pdt. Izak Lattu. Ph.D, Rabu (7/6) dini hari.
Menurutnya, kuliah bersama digelar sejak pk 14.00, yang mana 98 mahasiswa UIN Walisongo, Kota Semarang dikawal oleh Dekan Fakultas Saintek Dr. Ruswan, Kepala Jurusan Studi Agama- Agama Afnan Anshori MA dan Kepala Jurusan Aqidah Filsafat Dr. Zainul Adzfar. Sementara tuan rumah, terdiri atas 91 mahasiswa Fakultas Teologi yang dikawal langsung Izak Lattu.
![Suasana bukber di kantor Fakultas Teologi (foto: dok Izak L)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2017/06/07/2a-59370eeb4f7a61d039102873.jpg?t=o&v=770)
“ Karena mushola yang ada di UKSW tak mampu menampung, maka shalat dilaksanakan di kantor Fakultas Teologi yang memang lebih lapang,” ujar Izak Lattu.
Memang, kendati merupakan kampus Kristen, namun UKSW di era kepemimpinan Prof . Drs John A Titaley, Th.D sempat menyediakan mushola kecil yang terletak di Geung G lantai I. Tempat ibadah tersebut sengaja disiapkan agar mahasiswa dan mahasiswa yang beragama Islam mampu menunaikan kewajibannya. Dalam hal ini, Izak Lattu tengah mengajukan usulan kepada pimpinan kampus yang baru untuk memperluasnya.
![Foto bareng mahasiswa dua kampus (foto: dok Izak L)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2017/06/07/3a-59370f3c21afbdd55ccf396f.jpg?t=o&v=770)
Usai melaksanakan shalat ashar, mahasiswa UIN Walisongo kembali melanjutkan aktifitasnya kembali. Hingga pk 17.25, menjelang waktu berbuka puasa, perkuliahan dihentikan. Para mahasiswa pun berbaur untuk berbuka bersama, kendati mahasiswa Fakultas Teologi 100 persen tidak berpuasa, namun untuk lebih merekatkan diri, mereka ikut menikmati nasi berikut lauk yang sudah disiapkan. Tentunya, secara duduklesehan di lantai.
Tidak berapa lama kemudian, mahasiswa UIN Walisongo kembali menunaikan shalat maghrib berjamaah di tempat yang sama. Sepertinya mereka tidak merasa canggung ketika harus menghadap Allah SWT di kampus yang berbeda keyakinan tersebut. Terbukti, ibadah berlangsung lancar tanpa hambatan apa pun.