Mohon tunggu...
Bambang Setyawan
Bambang Setyawan Mohon Tunggu... Buruh - Bekerja sebagai buruh serabutan yang hidup bersahaja di Kota Salatiga

Bekerja sebagai buruh serabutan, yang hidup bersahaja di Kota Salatiga

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menjadi Donor Darah di Bulan Penuh Berkah

17 Juni 2016   17:41 Diperbarui: 17 Juni 2016   17:50 797
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gerai PMI di Selasar Kartini (foto: dok pri)

Memasuki bulan suci Ramadhan, Palang Merah Indonesia (PMI) Cabang Kota Salatiga ternyata tak berhenti menjaring para pendonor darah. Terbukti, kendati tengah menjalani ibadah puasa, namun, animo warga yang menyetorkan darahnya tidak surut sehingga perlu dibuka gerai di dua lokasi.

Keberadaan gerai Donor Darah Ramadhan (DDM) yang terletak di Selasar kartini, Jalan Kartini Kota Salatiga ini, menurut Ketua Unit Transfusi Darah (UTD) dr Prasit, sengaja dibentuk untuk memudahkan masyarakat mendonorkan darahnya. “ Selain di Markas cabang PMI Kota salatiga yang terletak di Jalan Osamaliki nomor 20, kita menyiapkan gerai di sini dan di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil ,” ungkapnya, Jumat (17/6) sore.

Yang mengherankan, meski masyarakat kebanyakan tengah menunaikan ibadah puasa, namun gairah warga untuk menyumbangkan darahnya tak mengenal kosa kata surut. Buka mulai pk 14.00 hingga pk 17.00, rata- rata dalam sehari terkumpul 17- 25 kantong darah. Sementara di Markas Cabang PMI, bisa mencapai 30 an kantong. Artinya, kewajiban menjalankan puasa tidak menjadi penghambat seseorang mendonorkan darah.

Salah satu pendonor tengah diambil darahnya di gerai Selasar (foto: dok pri)
Salah satu pendonor tengah diambil darahnya di gerai Selasar (foto: dok pri)
Menurut dr Prasit, bagi umat muslim yang tengah menjalankan ibadah puasa, pihaknya tetap melakukan prosedur tetap meliputi pemeriksaan kadar hemoglobin dan tekanan darah. Selain itu, ada wawancara guna mengetahui kebiasaan pendonor diantaranya cukup sahur serta saat berbuka, cukup tidur, hingga kecukupan minum. “ Bila hasil wawancara belum memenuhi syarat, kami minta ditunda dulu,” jelasnya.

Syarat jadi Pendonor

Namun, bila kebutuhan sahur, berbuka, istirahat dan minum tercukupi, kata dr Prasit, maka tidak alasan bagi pihak PMI untuk menolaknya. Apa lagi, menjadi donor darah di bulan penuh berkah selain tak membatalkan ibadah, pahalanya juga melimpah. Yang penting, jaga tubuh dengan sebaik mungkin karena darah yang dihibahkan nantinya sangat bermanfaat bagi umat.

Perihal kebutuhan kantong darah di Kota Salatiga yang cukup tinggi, PMI setempat selain membuka gerai di dua lokasi, selama bulan Ramadhan juga aktif menjalin kerja sama dengan elemen masyarakat mau pun organisasi mahasiswa untuk menambah jumlah pendonor. Terkait hal tersebut, pihak UTD PMI kerap menyambangi kegiatan- kegiatan yang tengah berlangsung guna mengeksekusi pendonor dadakan.

Markas Cabang PMI Salatiga siap melayani 24 jam (foto: dok pri)
Markas Cabang PMI Salatiga siap melayani 24 jam (foto: dok pri)
Lantas, bagaimana caranya agar seseorang bisa menjadi pendonor ? Ternyata tak semua orang boleh menyumbangkan darah di tubuhnya. Ada prosedur yang harus dilalui agar darah yang diberikan benar- benar bermanfaat.  Ada pun beragam syarat yang harus dipenuhi di antaranya adalah  sehat jasmani dan rohani, usia 17- 65 tahun, berat badan minimal 45 kilogram, tekanan darah systole 100-170, diastole 7—100, kadar haemoglobin 12,5g% s/d 17,0g%, interval donor minimal 3 bulan sejak pengambilan darah terakhir.

Bila yang disebutkan di atas merupakan syarat untuk jadi pendonor, maka, tentunya ada hal- hal yang diharamkan bagi seseorang yang berniat mendonorkan darahnya. Ingin tahu apa saja yang haram ? Ini penjelasannya : Mempunyai penyakit jantung, kanker, darah tinggi, kencing manis, epilepsy, hepatitis B atau C, sifilis, ketergantungan narkoba mau pun minuman keras,HIV/AIDS, hingga ditemui kevenderungan perdarahan abnormal.

Relawan PMI usai ikuti pendidikan dasar PMI (foto: dok pri)
Relawan PMI usai ikuti pendidikan dasar PMI (foto: dok pri)
Satu hal terakhir, bila kita dihalalkan menjadi pendonor, masih terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan agar tidak terjadi hal- hal yang merugikan diri sendiri. Menurur dr Prasit, sebaiknya pendonor menunda keinginannya untuk merengkuh pahala bila sedang mengalami gangguan kesehatan seperti influenza, usai cabut gigi, baru saja operasi kecil mau pun besar, setelah tranfusi,sedang hamil, tengah menyusui, hingga gangguan kesehatan lainnya. Prinsipnya, calon seorang pendonor kadar kesehatannya harus benar- benar fit.

Itulah gambaran mencari berkah di bulan penuh berkah di Kota Salatiga, ternyata, semiskin apa pun seseorang, masih tetap mampu mencari pahala di tengah menahan lapar dan dahaga. Di gerai PMI sendiri, seluruh calon pendonor bakal dilayani tanpa membedakan kasta, status sosial serta agamanya.Tiada sekat apa pun untuk kemanusiaan, sebab, di mata Allah semua manusia hakekatnya sama. Hanya mirip butiran pasir di tengah gurun. Lagian,siapa pun yang menerima tranfusi darah, dipastikan tak akan mengetahui bahwa darah yang masuk ke tubuhnya berasal dari agama yang berbeda. (*)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun