Dwi Ari Bowo, warga Perumahan Puri Yudhistira, Dukuh, Sidomukti, Kota Salatiga harus diakui sebagai sosok yang sarat inovasi. Dengan memanfaatkan drum (tong) bekas oli, ia mampu mengubahnya menjadi beragam mebel yang elegan dan berkelas.
Mantan karyawan perusahaan swasta yang merasa mengalami kejenuhan bekerja ini, sejak enam bulan lalu sengaja mengundurkan diri dan berniat menekuni usaha sendiri. Mimpinya lumayan tinggi, yakni membuka lapangan pekerjaan bagi orang lain serta mampu menjadi juragan yang baik. Kendati faktor modal cukup menghambat, namun tekadnya telah bulat untuk menjalani kehidupan baru sebagai orang yang merdeka.
Beruntung, Dwi mempunyai kenalan seorang laki-laki bernama Jasri, warga Kuncen, Karangduren, Tengaran, Kabupaten Semarang yang sehari- harinya bekerja sebagai tukang membuat mebel. Awalnya, dua pria ini akan mencoba berbisnis mebel yang terbuat dari kayu. “Setelah kami pikir- pikir, persaingan mebel kayu sudah sangat ketat. Akhirnya kami sepakat berinovasi,” jelas Dwi, Senin (12/9) sore.
![Drum bekas bahan baku utama mebel buatan Dwi (foto: dok pri)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2016/09/12/2-57d678e41cafbd4052445812.jpg?t=o&v=770)
Sejak awal memulai pembuatan mebel berbahan baku utama drum bekas, keduanya berkomitmen untuk mengutamakan kualitas. Untuk itu, dari desain hingga pengerjaannya dilakukan dengan sangat teliti. “ Selain menjual produk, kami juga menjual kualitas. Sebab, kami sadar, berita yang berkembang tentang suatu produk, di zaman sekarang sulit dibendung,” jelas Dwi.
![Kursi setengah jadi (foto: dok pri)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2016/09/12/3-57d67950b593733748156c91.jpg?t=o&v=770)
![Begini kondisi bengkel mebel drum bekas (foto: dok pri)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2016/09/12/4-57d679921cafbd6b52445812.jpg?t=o&v=770)
Sejak enam bulan lalu, dengan memanfaatkan lahan pekarangan milik Jasri yang berukuran sekitar 6x6 meter, dibuatlah bengkel sederhana. Disebut sederhana karena tempat tersebut tanpa dinding, atapnya hanya ditutup tenda plastik biru seperti yang biasa dipergunakan oleh pedagang kaki lima. Dari mulai bahan baku berupa drum bekas, kayu dan peralatan lainnya teronggok di lokasi yang sama.
Proses produksi mebel dimulai dari desain yang diinginkan calon pembeli, setelah digambar secara detail, akhirnya drum bekas dipotong menggunakan mesin gerindra. Berikutnya potongan dihaluskan dengan amplas hingga semua noda hilang, barulah dibuat kaki kaki. “Untuk kaki kursi bisa dari kayu, tapi bisa juga menggunakan pipa besi,” jelas Dwi, didampingi Jasri ketika ditemui di bengkelnya.
![Meja kursi pesanan konsumen (foto: dok pri)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2016/09/12/5-57d67a099fafbdc149a9cade.jpg?t=o&v=770)
![Ini juga pesanan yang akan dikirim (foto: dok pri)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2016/09/12/6-57d67a619fafbd214aa9cae1.jpg?t=o&v=770)