Mohon tunggu...
Bambang Setyawan
Bambang Setyawan Mohon Tunggu... Buruh - Bekerja sebagai buruh serabutan yang hidup bersahaja di Kota Salatiga

Bekerja sebagai buruh serabutan, yang hidup bersahaja di Kota Salatiga

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Dalam Sekejap, Bidan Desa Ini Kehilangan Seluruh Keluarganya

1 Mei 2017   21:21 Diperbarui: 2 Mei 2017   08:25 1582
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Aryati tetap berupaya tersenyum ditengah kesedihan (foto: dok Agus)

Bencana banjir bandang yang menerjang Dusun Sambungrejo, Grabag, Kabupaten Magelang, Sabtu (29/4) lalu, selain merenggut suami dan anak- anak bida desa Aryati Rahayu (29) juga telah meluluhlantakkan harta bendanya dalam hitungan menit. Seperti apa ketegaran ibu muda tersebut, berikut catatannya untuk Kompasiana.

Rejeki, jodoh mau pun kematian sudah tertulis dalam takdir seseorang. Namun, terkadang orang tak siap menerima kenyataan yang terjadi secara tiba- tiba. Kendati kondisinya masih mengalami shock berat usai melewati maut, tetapi Aryati yang bertugas sebagai bidan desa di Desa Sambungrejo berupaya untuk tegar. Sang suami yakni Catur Deni Firmanto (34), berikut dua anaknya masing- masing Fayat Zaidan (5) dan Izma Salfina (1,4) berpulang dalam kondisi menyedihkan.

Mobil milik Aryati yang remuk tak berbentuk (foto: dok Dwi)
Mobil milik Aryati yang remuk tak berbentuk (foto: dok Dwi)
Ya, hujan deras yang terjadi Sabtu siang memang menjadi awal bencana bagi warga Desa Sambungrejo. Sedikitnya tiga dusun diterjang air bah akibat luapan anakan  Kali Ndaru, diduga tingginya debit air membuat aliran sungai tak mampu menampungnya sehingga membentuk kekuatan sahsyat yang menerjang apa pun di depannya. Kendati hanya berlangsung singkat, namun, air bah telah menewaskan  13 orang.

Dari 13 korban, nasip tragis menimpa pasangan Catur Deni Firmanto yang biasa disapa sebagai ustad Deni. Rencananya, bersama istrinya Aryati dan dua anaknya siang itu akan pulang ke Secang, Kabupaten Magelang. Aryati yang merupakan bidan desa sehari- hari menempati rumah dinas merangkap Polindes. Menjelang musibah, sebuah mobil Toyota Avanza sebenarnya sudah dipanasi mesinnya.

Rencananya, setelah hujan reda, mereka akan berangkat ke Secang. Sekitar pk 14.30, sembari menunggu berhentinya curahan air dari langit, Izma tengah lelap tertidur di kamar. Tak ada firasat buruk apa pun, tiba- tiba air bah muncul diiringi suara gemuruh bebatuan. Tanpa ampun langsung menerjang rumah yang ditinggali Aryati hingga hancur. Demikian pula dengan mobil yang akan dipergunakan pulang ke Secang, hanya dalam hitungan menit remuk tidak berbentuk.

Rumah Aryati rata dengan tanah (foto: dok Dwi)
Rumah Aryati rata dengan tanah (foto: dok Dwi)
Pesan Aryati                                              

Aryati sendiri, saat banjir bandang menerjang langsung tak ingat apa pun. Pasalnya, tubuhnya tertindih reruntuhan tembok. Hanya lima menit air bah lewat, setelah terlihat agak surut, warga berupaya memberikan pertolongan. Sayang, lagi- lagi banjir susulan kembali datang sehingga tubuh Aryati sempat terbenam. Baru setelah air benar- benar surut, tubuhnya berhasil dievakuasi dan dilarikan ke Puskesmas Grabag untuk mendapatkan perawatan medis.

Sementara Aryati berhasil diselamatkan, sebaliknya nasip sang suami berikut dua anaknya belum diketahui. Sebab, tim SAR gabungan yang berada dilokasi belum dilengkapi alat berat untuk membongkar reruntuhan bangunan. Baru Minggu (30/4) malam, jenasah orang- orang yang sangat dicintainya berhasil diketemukan dalam kondisi sangat menyedihkan.

Sisa- sisa terjangan banjir bandang (foto: dok Dwi)
Sisa- sisa terjangan banjir bandang (foto: dok Dwi)
Aryati yang hanya mengalami lebam- lebam, belakangan perawatannya dipindahkan ke RSU Tidar, Kota Magelang. Kendati jelas- jelas kondisinya sangat shock, namun, dirinya tetap berupaya tegar. Ia menepis kabar yang menyebutkan tubuhnya mengalami luka cukup parah. Agar tak menimbulkan berita yang simpang siur, dia menitipkan pesan kepada relawan yang mengunjunginya. Berikut pesan pribadi bidan desa tersebut.

Innalillahi wainnailaihiroji'un...

Semua milik Allah dan akan kembali berpulang kepadaNya...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun