[caption caption="Abdul Azis alias Daeng Azis (foto: dok kompas.com)"][/caption]Abdul Azis alias Daeng Azis yang berpuluh tahun malang melintang sebagai penguasa Kalijodo, Jakarta Barat dan Utara, Jumat (26/2) siang akhirnya ditangguk polisi saat bersembunyi di salah satu rumah kos di bilangan Jakarta Pusat. Ia langsung ditetapkan jadi tersangka pencurian listrik milik PLN.
Daeng Azis yang sebelumnya sempat dua kali mangkir dari panggilan Dir Reskrimum Polda Metro Jaya dalam kasus prostitusi dan penjualan minuman keras (miras) , sejak ada rencana penertiban Kalijodo langsung raib. Pria yang disebut sebagai jagoan tersebut, ternyata keder menghadapi aparat. Melalui kuasa hukumnya, Razman Arif Nasution ,dirinya seperti mengejek polisi dengan mengatakan bakal hadir ke Polda Metro Jaya seusai realisasi penggusuran.
Sikap pongah Daeng Azis, rupanya memancing rasa geregetan polisi. Pasalnya, laki- laki perantau yang bisnisnya selalu menyerempet hukum ini,seakan tak bakal tersentuh hukum dengan  Razman di sampingnya. Melalui proses penyelidikan, belakangan keberadaannya terdeteksi di salah salah satu kamar kos. Tanpa menunggu lebih lama, polisi segera bergerak untuk meringkusnya.
Sebagaimana ditayangkan stasiun televisi swasta nasional Trans 7, Jumat (26/2) sore, Daeng Azis yang sebelumnya tersandung perkara penjualan miras dan prostitusi, siang tadi digrebek oleh jajaran sat Reskrim Polres Metro Jakarta Utara. Ia diduga telah melakukan pencurian listrik hingga mengakibatkan kerugian sebesar Rp 500 juta. Usai diringkus, dirinya langsung digelandang ke ruang pemeriksaan.
Padahal, harusnya hari ini Daeng Azis memenuhi panggilan penyidik di Polda Metro Jaya untuk menjalani pemeriksaan atas dua perkara yang membelitnya. Sayang, ia lebih memilih tiarap dari pada diperiksa sebagai calon pesakitan. Hanya kuasa hukumnya Razman Arif Nasution yang muncul serta mengeluarkan berbagai statemen.
Nama Daeng Azis berkibar di Kalijodo sejak tahun 2001 an, tepatnya usai terjadi keributan antar etnis di kawasan prostitusi liar tersebut. Di mana, dalam peristiwa berdarah itu, Daeng Azis yang menggegam senjata api berani menodong Kapolsek Penjaringan Ajun Komisaris Besar Polisi Krishna Murti (sekarang Direktur Reserse Umum Polda Metro Jaya).
Hingga keributan berakhir, Daeng Azis sempat menjalani penahanan atas kepemilikan senjata api. Celakanya, dari peristiwa berdarah itu, belakangan nama Daeng Azis semakin berkibar di kawasan Kalijodo. Selain sukses mengelola prostitusi berkedok tempat karaoke, ia juga menguasai peredaran miras. Dirinya sempat malang melintang kendati Gubernur DKI berulangkali berganti tanpa terusik. Baru setelah Basuki Tjahaya Purnama alias Ahok menjadi orang nomor satu di Jakarta, si Azis kena batunya. (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H