Mohon tunggu...
Bambang Setyawan
Bambang Setyawan Mohon Tunggu... Buruh - Bekerja sebagai buruh serabutan yang hidup bersahaja di Kota Salatiga

Bekerja sebagai buruh serabutan, yang hidup bersahaja di Kota Salatiga

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Bule Australia ini Mendongeng dalam Bahasa Jawa

9 Februari 2016   19:12 Diperbarui: 9 Februari 2016   19:18 415
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Tiga bule saat mendongeng bahasa Jawa (foto: dok Dhinar)"][/caption]

Ada pemandangan yang berbeda di SD St Theresia Marsudirini 77, Kota Salatiga, Selasa (9/2) siang, tiga orang bule asal Australia menjadi guru di kelas IV. Materi yang diajarkan adalah mendongeng dalam bahasa Jawa, tak pelak lagi mayoritas siswa seperti mendapat hiburan tersendiri.

Bukan dongeng (cerita) berat yang dituturkan oleh Yacob Wray, Alexia Fuller dan William Mc Convel, mereka bergantian mendongeng tentang Kancil melawan Gajah, Kancil melawan Singa serta Kancil bermusuhan dengan buaya. Yang membuat dongeng tersebut menjadi semakin berat, semuanya diceritakan menggunakan bahasa Jawa. Akibatnya, seisi kelas selama mendengar dongeng itu penuh gelak tawa.

Tiga mahasiswa Australian National University (ANU) yang tengah mengikuti Program Intensif Belajar Bahasa dan Budaya Indonesia (PIBBI) ke 68 di Language Training Center (LTC) Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Kota Salatiga tersebut, memang lagi praktek tentang budaya bahasa Jawa. Bisa dibayangkan, mendongeng dengan bahasa Indonesia saja pasti tergagap- gagap, mereka malah diharusnya berbicara serta bertutur dalam bahasa Jawa.

Sembari sesekali melirik teks yang tertulis dalam secarik kertas, bule- bule ini bergantian menceritakan semua akal yang dimiliki Kancil untuk mengalahkan lawan- lawannya. Yang membuat para siswa menyimak, mereka takjub mendengar berbagai lafal bahasa Jawa yang diungkapkan “guru- guru” bule itu. Apa lagi saat Yacob menantang siswa untuk bertanya, puluhan murid spontan mengacungkan jarinya.

William salah satu mahasiswa peserta PIBBI mengakui, sangat sulit mengucapkan kalimat- kalimat dalam bahasa Jawa. Kalau bahasa Indonesia, ia merasa tak menemui kendala. “ Lidah rasanya seperti kaku dan kerap keseleo,” ungkapnya sembari tertawa.

28 Mahasiswa Asing Ikut PIBBI

Kepala SD St Theresia Marsudirini 77 Kota Salatiga M Gratia sendiri sangat mengapresiasi kegiatan yang diprakarsai LCT UKSW yang mengemas programnya dengan memasukkan mendongeng bahasa Jawa. Sebab, kehadiran mahasiswa peserta PIBBI secara tak langsung mampu memberikan motivasi terhadap guru serta siswa untuk lebih menghargai bahasa daerah.

“ Kami terkesan, begitu juga para siswa. Orang asing saja mau mempelajari budaya daerah termasuk bahasa Jawa, masak kita yang orang daerah malah melupakannya ? Harusnya, kami- kami lebih bersemangat melestarikan bahasa Jawa,” jelasnya.

Sementara itu, berdasarkan keterangan, peserta PIBBI di LCT UKSW Kota Salatiga terdiri atas 28 mahasiswa asing dengan rincian 27 orang dari ANU sedang 1 orang berasal dari University of Wyoming Amerika Serikat. Mereka mulai mengikuti program PIBBI sejak awal Januari lalu dan akan berakhir tanggal 12 Febuari nanti.

Dalam mengikuti PIBBI, para mahasiswa belajar aktif tentang bahasa dan budaya yang ada di Indonesia. Terkait hal tersebut, agar lebih memahami apa yang dipelajarinya, pihak LCT UKSW menyiapkan 14 orang tua asuh supaya para mahasiswa merasa nyaman serta mampu berinteraksi dengan masyarakat Salatiga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun