Mohon tunggu...
Bambang Setyawan
Bambang Setyawan Mohon Tunggu... Buruh - Bekerja sebagai buruh serabutan yang hidup bersahaja di Kota Salatiga

Bekerja sebagai buruh serabutan, yang hidup bersahaja di Kota Salatiga

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Benarkah Mbah Gotho Sragen Manusia Tertua di Dunia?

1 September 2016   16:29 Diperbarui: 1 September 2016   18:07 3534
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mbah Gotho didampingi dua cucunya (foto: dok Surayanto)

Nama Saparman Sodimejo alias Mbah Gotho warga Dusun Segeran, Desa Cemeng, Kecamatan Sambung macan, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah, hari-hari terakhir melambung. Pasalnya, kakek beristri empat tersebut dianggap sebagai manusia tertua di dunia. Bila hitungannya benar, pria renta itu sekarang berumur 145 tahun.

Berita tentang keberadaan Mbah Gotho, sebenarnya sudah saya dapatkan sepekan lalu. Di mana, seorang rekan warga Kampung Mojo, Kelurahan Sragen Wetan mengabarkan bahwa ada salah satu kakek penduduk Sragen yang usianya telah mencapai 154 tahun. Bahkan empat istri dan lima anaknya sudah lebih dulu meninggal dunia. Kendati begitu, kabar yang disampaikan melalui pesan singkat saya abaikan.

Baru setelah beberapa media asing memberitakan Mbah Gotho, Kamis (1/9) siang saya kembali teringat hal tersebut. Spontan rekan di Sragen saya kontak. Melalui sambungan telepon, akhirnya ia bersedia mencari keterangan berikut gambar pendukung. Entah karena kesibukan bekerja atau faktor lainnya, akhirnya sore pukul 16.00 dirinya baru mengontak balik.

Berdasarkan catatan KTP yang dikeluarkan oleh Kantor Kepala Desa Cemeng, Mbah Gotho dilahirkan tanggal 31 Desember 1870. Entah data apa yang dipakai pihak pemerintahan desa, yang jelas, di tahun tersebut yang namanya akta kelahiran memang belum dikenal. Jadi, terkait tanggal kelahiran, bisa saja dipercaya dan boleh juga diragukan. “Yang jelas, pihak-pihak terkait sudah melakukan verifikasi,” ungkap rekan yang sama.

Yang dimaksud pihak terkait adalah Kantor Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Sragen, yang mana beberapa waktu lalu telah melakukan penelusuran ke Kantor Kepala Desa Cemeng dan menggelar wawancara terhadap Mbah Gotho. Berdasarkan pengakuan pria yang tak lagi mampu berdiri tegak itu, saat peresmian Pabrik Gula Kedung Banteng, Gondang, Sragen, Mbah Gotho mengetahuinya serta ikut hadir. Padahal, pabrik dibangun tahun 1880.

Artinya jika benar Mbah Gotho lahir tahun 1870, maka dirinya saat peresmian pabrik berumur 10 tahun. Apakah hal itu benar adanya? “Susah untuk konfirmasi langsung dengan Mbah Gotho karena pendengaran beliau sudah sangat berkurang sehingga ketika kita bicara harus teriak,” kata rekan yang sempat menemuinya.

Tuhan Lupa Mencabut Nyawa

Menurutnya, Mbah Gotho sekarang tinggal di rumah cucunya yang bernama Suryanto. Kendati usianya sangat uzur, kesehatannya bagus sehingga tidak merepotkan keluarga cucunya. Saban hari, aktivitasnya hanya duduk-duduk di ruang tamu atau di kursi yang terletak di teras rumah. Ia membutuhkan bantuan saat akan berjalan karena kakinya tak lagi kokoh menopang tubuh rentanya.

Bila usia Mbah Gotho benar mencapai 145 tahun, nama Saparman Sodimejo layak tercatat di Guinness World Records sebagai manusia tertua di dunia. Tentunya, untuk mencatatkan diri di sana, perlu dukungan pemerintah dan nantinya akan datang tim guna mengklarifikasinya. Semisal terealisasi, kita boleh bangga, ternyata rakyat di republik ini mampu mengukir sejarah.

Ada hal menarik pada diri Mbah Gotho. Ia kerap mengutarakan keinginannya untuk segera meninggal dunia. Setiap ada tetangganya yang meninggal, dirinya selalu berucap, "Gusti Allah lali karo aku, mulo nyawaku ran dang dijupuk (Tuhan lupa dengan saya sehingga nyawa saya tak segera diambil)." Rupanya, segala hal kalau terlalu lama juga membosankan, termasuk soal hidup.

Menurut keterangan Suryanto, Mbah Gotho enggan merepotkan cucu maupun cicitnya. Karena itu, sejak 24 tahun lalu, atau tepatnya di tahun 1992 ia sudah menyiapkan batu nisan dan papan penutup lubang makam. Begitu pun liang lahat, semuanya telah dipersiapkan. Sayangnya, nyawanya masih betah bertahan di tubuh rentanya meski Mbah Gotho mengaku merasa bosan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun