Akan Dibuatkan Rumah
Diakui oleh Slamet, resiko berdagang barang kebutuhan rumah tangga yang relatif awet, maka tak setiap orang membutuhkannya. Terkait hal itu, ia sudah berencana membuka praktek pijat, karena selain pernah mendapatkan pelatihan di Kabupaten Temanggung, dirinya juga sempat bekerja sebagai tukang pijat di Kota Semarang.
Menjawab pertanyaan Bamset, Slamet menjelaskan, selama hampir 3 tahun keliling menjajakan sapu, ia berulangkali mengalami pengalaman tidak menyenangkan seperti menjadi korban tabrak lari mau pun nyasar di selokan. " Jumlahnya tidak terhitung, yang namanya gulung- gulung di parit atau selokan sudah berulangkali," tuturnya.
![Tim bedah rumah Relintas tengah mengukur lahan (foto : dok pri)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2020/12/22/4-5fe1a292d541df7cb310e802.jpg?t=o&v=555)
Misal kelak memiliki rumah sendiri, lanjut Slamet, dirinya ingin membuka praktek pijat. Terkait hal itu, ia akan membuat ruangan khusus pijat. Jadi, ketika musim penghujan tiba, tak perlu lagi menjajakan dagangan keluar masuk perkampungan. Begitu pun saat tubuh merasa penat dan malas keliling, bisa menerima pasien.
Demi mendengar impian Slamet tersebut, Bamset bersama relawan lainnya sepakat akan merealisasikannya. Â Rencana bulan Januari mendatang, Relintas bakal membuatkan rumah berukuran 4 X 6 meter, ditambah teras dan dapur. " Intinya, rumah yang kami buatkan tidak mewah namun layak huni," jelas Bamset.
![Lahan calon rumah tengah diratakan warga (foto: dok pri)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2020/12/22/5-5fe1a2ced541df7cda297bb2.jpg?t=o&v=555)
Mendapatkan penjelasan dari Bamset, secara spontan Slamet dan itrinya mengaku sangat bahagia. Gestur kebahagiaan sulit mereka sembunyikan, bagaimana tidak, ketika negara ogah hadir, mendadak para relawan datang serta bakal mewujutkan impiannya tanpa birokrasi yang berbelit.
Menurut Bamset, kendati tim bedah rumah di Relintas sudah siap mengeksekusi rumah layak huni untuk pasutri tuna netra ini, namun, pihaknya tetap meminta dukungan warga setempat. Tanpa bantuan warga, agak sulit merealisasikan sebuah rumah dalam tempo sehari. " Informasi terakhir, warga merespon positif. Bahkan, mereka sudah mulai meratakan lahannya," ungkapnya. (*)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI