Selama dua hari berturut- turut, puluhan personil gabungan dari  Relawan Lintas Komunitas (Relintas), Aksi Cepat Tanggap (ACT) , Pemuda Pancasila (PP) dan Real Friendship Club (RFC) Kota Salatiga , membagikan paket sembako untuk ratusan nara pidana (Napi) serta kaum marjinal. Seperti apa aksi mereka, berikut catatannya untuk Indonesia.
Mulai hari Rabu (24/7) dan Kamis (25/7) siang, sekitar 30 an relawan membagikan berbagai paket  yang terdiri atas parfum, sabun cuci, obat nyamuk, biskuit, susu kotak, sambal botol hingga beras bernutrisi. Aksi pertama digelar di Rumah Tahanan (Rutan) Kota Salatiga, di mana terdapat 132 penghuni warga binaan (dulu dikenal dengan sebutan nara pidana).  " Untuk Rutan, yang kami bagikan berupa biskuit, obat nyamuk bakar, parfum dan susu kotak," kata Ardian, perwakilan ACT Kota Salatiga.
Karena faktor keamanan, lanjut Ardian, pembagian paket hanya diwakili oleh warga binaan senior tentunya dengan didampingi petugas Rutan. Kendati begitu, seluruh penghuni dijamin mendapatkan bingkisan yang diberikan. " Kenapa kami menyasar pada warga binaan ? Karena menurut hemat kami, mereka yang berada di dalam tahanan adalah orang- orang yang tengah menebus kesalahannya di masa lalu," jelasnya.
Berbagai paket kebutuhan sehari -- hari, ungkap Ardian, sebenarnya merupakan donasi yang diterima pihak ACT dari berbagai perusahaan. Karena keterbatasan personil ACT Kota Salatiga, maka pihaknya sengaja menggandeng Relintas, PP dan RFC. " Kebetulan pak Bamset (panggilan Bambang Setyawan) selaku penanggungjawab Relintas menyambut positif kegiatan ini," tuturnya.
Di tempat yang sama, Bamset mengakui Relintas merupakan komunitas sosial yang lebih banyak berpihak pada kaum duafa dan kelompok marjinal tanpa membedakan suku mau pun agama. Terkait hal tersebut, dirinya meminta agar paket- paket yang dibagikan dilengkapi sembako, minimal beras. " Kebetulan di Kota Salatiga terdapat Barak Ampera yang dihuni 45 kepala keluarga, mereka sangat membutuhkan bantuan," jelas Bamset.
Barak Ampera yang terletak di kawasan Kemiri merupakan rumah susun untuk kaum marjinal di Kota Salatiga. Dikelola oleh Dinas Sosial, para penghuni yang berjumlah sekitar 130 orang diijinkan menempatinya secara gratis. Sayang, dalam perjalanannya, kondisi rumah susun yang baru dibangun 6 tahun lalu itu cukup menyedihkan. Beberapa fasilitas MCK tidak terawat, bahkan terdapat ruang yang tak berpenghuni akibat adanya kebocoran di bagian atapnya.
Sekitar pk 13.00, rombongan berjumlah 30 orang sudah terlihat di Barak Ampera. Setelah koordinasi dengan ketua RT setempat, para penghuni dikumpulkan untuk mendapatkan bingkisan berupa parfum, sabun cuci, obat nyamuk, biskuit, susu kotak, sambal botol hingga beras bernutrisi. Bila ditotal, satu paket senilai Rp 260.000.
Warga yang memang mayoritas hidupnya empot- empotan ini, tak pelak sangat gembira mendapat bingkisan. Sebab, sudah sejak lama jarang ada pihak terkait yang memiliki kepedulian dengan mereka. " Kami tidak menilai harganya, yang kami hargai kedatangan teman- teman yang memiliki kepedulian terhadap warga sini," kata Sudarman (60) mewakili warga lainnya.
Meski disebut kaum marjinal, namun pembagian paket bantuan sama sekali tidak menimbulkan kegaduhan. Warga mau antre dengan tertib sembari menunggu namanya dipanggil satu persatu. Setelah seluruhnya mendapatkan paket, baru Ardian menjelaskan cara memasak beras bernutrisi.
Di mata Bamset sendiri, untuk berbagi tidak harus menanyakan apa sukunya atau apa agamanya. Karena di Relintas, semua sekat hukumnya wajib dihilangkan ketika membantu orang yang membutuhkan. " Ga usah dicekoki teori macam- macam, kami paham implementasinya tanpa harus didikte," ungkapnya seraya mengapresiasi peran aktif PP mau pun RFC dalam aktifitas sosial (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H