Mohon tunggu...
Bambang Setyawan
Bambang Setyawan Mohon Tunggu... Buruh - Bekerja sebagai buruh serabutan yang hidup bersahaja di Kota Salatiga

Bekerja sebagai buruh serabutan, yang hidup bersahaja di Kota Salatiga

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Rumah Nenek Duafa di Tuntang ini Perlu Dibedah, tapi...

12 Oktober 2018   12:40 Diperbarui: 12 Oktober 2018   16:02 2265
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pilih diberi uang dibanding sembako (foto : dok pri)
Pilih diberi uang dibanding sembako (foto : dok pri)
Sembari berbincang, mbah Muini berupaya untuk duduk, namun sepertinya ia merasa kesulitan sehingga harus saya bantu. Sukses duduk di atas kasur lecek, ceritanya makin menjadi, namun lebih banyak yang tidak saya pahami. Harap maklum, penuturannya kurang runtut, loncat sana loncat sini. Ingatannya sepertinya luntur, apa lagi nenek ini juga buta huruf.

Agar tak makin ngelantur, "diskusi" saya akhiri. Dengan dalih rumahnya harus diperbaiki mengingat musim hujan segera tiba, saya menawarkan agar rumahnya boleh dibedah oleh relawan. " Ah ! Buat apa diperbaiki, hidup saya tinggal berapa lama. Kalau mau memberi, kasih saya uang buat jajan," tepisnya.

Hampir tiga kali saya ajukan tawaran yang sama, namun jawabannya tidak pernah berubah. Ia mengaku sudah nyaman dengan kondisi rumahnya, yang penting mempunyai uang di tangan. Karena putus asa menjalin komunikasi, akhirnya saya pun berpamitan. Kebetulan, di jalan bertemu keponakan mbah Muini yang bernama Moh Khalim (60).

Moh Khalim keponakan jauh mbah Muini (foto: dok pri)
Moh Khalim keponakan jauh mbah Muini (foto: dok pri)
Moh Khalim mengakui bahwa mbah Muini masih saudara jauh, meski begitu dulunya beliau tinggal di lahan miliknya. Hingga beberapa tahun lalu, pindah ke lahan keponakan yang lain bernama Subardin (45), sampai sekarang. " Kalau diajak komunikasi memang susah karena ada gangguan pendengaran. Kalau mau bedah rumah, coba hubungi ketua RT dan Subardin saja ," sarannya.

Menanggapi temuan lapangan ini, para relawan Lintas Komunitas tetap menyatakan akan membedah rumah milik mbah Muini. Pasalnya, menghadapi musin hujan mendatang, kondisi rumah nenek duafa tersebut sangat mengkhawatirkan. " Hari ini, Jumat (12/10) kami akan cek lokasi sekaligus koordinasi dengan pihak RT setempat," kata Hariyadi (50) sie Bedah Rumah Relawan Lintas Komunitas.

Setelah melakukan pengecekan di lokasi, Hariyadi mau pun relawan lainnya mendapatkan keterangan bahwa lahan yang ditempati bukanlah milik Subardin. Namun, tanah tersebut merupakan milik kakak kandung Subardin yang tengah berada di Kalimantan. Untuk aksi bedah rumah, salah satu syarat mutlak adalah adanya ijin dari pemilik lahan. Artinya, aksi Relawan Lintas Komunitas harus tertunda entah sampai kapan. (*)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun