Dalam sebulan terakhir, kawasan tepian Danau Rawa Pening, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang mendadak menjadi destinasi wisata dadakan. Akibat surutnya permukaan air, muncul padang rumput (sabana) di tiga dusun sehingga mengundang perhatian pelancong. Seperti apa suasananya, berikut catatannya.
Tiga dusun yang berada di wilayah Desa Lopait dan Tuntang, belakangan jadi perbincangan masyarakat Jawa Tengah. Di mana, ratusan hektar kawasan Rawa Pening yang terkuras airnya, tiba- tiba membentuk Sabana. Hamparan rumput hijau sepertinya mampu mendatangkan rezeki bagi masyarakat yang tinggal di Dusun Calombo, Klurahan serta Cikal.
Karena penasaran dengan gegap gempitanya pemberitaan melalui media sosial (medsos), maka, Jumat (5/10) sore, saya sengaja blusukan ke lokasi. Ternyata, apa yang beredar di dunia maya benar adanya. Jalan kampung menuju Dusun Calombo mau pun Kelurahan penuh oleh berbagai kendaraan roda dua dan empat.
Puluhan anak muda dari Karang Taruna terlihat berdiri di ujung dusun sembari memegang karcis restribusi, semua plat nomor kendaraan dicatat untuk mengantisipasi terjadinya tindak pencurian. Setelah hampir mendekati lokasi sabana, kendaraan- kendaraan tersebut diparkir di halaman penduduk .Akibatnya, tiap halaman selalu dijejali beragam kendaraan.
Setelah olahraga sebentar, nampak hamparan rumput hijau yang bila diukur mungkin berjarak 1 kilometer dari bibir danau Rawa Pening. Kendati begitu, ratusan orang terlihat antusias.
Antusiasme wisatawan yang "diprovokasi" medsos ini, tak urung membuat kehidupan ekonomi warga setempat menggeliat. Naluri bisnis mereka tanpa dikomando segera bangkit.Â
Dari sekedar warung tenda yang menjajakan minuman, hingga warung-warung makanan terlihat bermunculan. Jumlahnya sulit dihitung, yang pasti keberadaan sabana jelas mendatangkan rejeki.
"Rata- rata sehari untuk satu titik, khususnya Calombo dan Kelurahan dari pendapatan parkir mencapai Rp 5 juta," kata Moh Sabar (45) warga Dusun Calombo.
Membanjirnya wisatawan yang mayoritas hanya ingin berselfie di lokasi, lanjut Moh Sabar, terutama di sore hari. Saat matahari akan terbenam, antusiasme masyarakat sulit dibendung. Terlebih lagi di hari Sabtu mau pun Minggu, maka seharian bakal terlihat antrean ribuan kendaraan mengular di gerbang dusun. Bahkan, tak sedikit kendaraan berplat nomor luar Jawa Tengah ikut mengantre.