Seperti pada tamu- tamunya yang lain, Kyai Mahfudz selalu menyambut hangat siapa pun yang datang ke Ponpes Edi mancoro. Meski gaya komunikasinya cenderung tidak semau gue ala Gus Dur, namun, disela perbincangan kadang beliau juga menyelipkan joke- joke ringan. Dan, bila materi pembicaraan masuk ke soal Gus Dur, maka cerita masa lalu langsung mengalir susah dibendung. Maklum, persahabatan mereka dimulai sejak muda hingga Gus Dur wafat.
Berpulangnya Kyai Mahfudz Ridwan sang pejuang pluralisme,, jelas membuat siapa pun yang menjunjung tinggi pluralisme sangat kehilangan. Kendati begitu, semangat pluralisme yang dibangunnya tak akan pernah padam. Selamat jalan Kyai Mahfudz, kami semua menyayangimu, namun, Allah Subhanahu wa Ta’ala lebih mencintainya. Sehingga, di bulan Ramadhan ini, engkau dipanggilNya. (*)