Dari sedikit runtutan cerita tentang asmara Bung Karno ini, terlihat jelas bahwa peran kantor Pos Salatiga relatif sangat besar dalam mempererat hubungan cinta keduanya. Lantas, kapan gedung kantor PT Pos Indonesia yang termasuk cagar budaya tersebut mulai dibangun?“ Berdasarkan arsip yang ada, gedung ini dibangun sekitar tahun 1835-1845,” kata Samsu Panitis, Kepala PT Pos Indonesia DC Kota Salatiga, Rabu (18/1) siang saat dikonfirmasi.
Secara fisik, bangunan kantor PT Pos Indonesia DC Kota Salatiga tidak mengalami perubahan yang signifikan. Hanya warna cat, interior ruangan, genting dan lantai telah berubah. Zaman dulu lantai berupa tegel abu-abu, sekarang diganti keramik putih sehingga kesan bersih sangat terasa. Sedangkan daun pintu, jendela serta berbagai barang inventaris lainnya masih tetap sama.
Bahkan bis surat, atau kotak surat yang ada sejak zaman pemerintahan kolonial Belanda masih tetap dipertahankan. Kotak besi bertuliskan Brievenbus merupakan barang kuno yang langka. terkait hal tersebut, pihak PT Pos Indonesia DC Kota Salatiga selalu merawatnya. “Secara bergantian, karyawan saban hari selalu membersihkannya dari debu maupun kotoran lain,” ungkap Samsu.
Memelihara, menjaga, dan merawat gedung bersejarah memang bukan pekerjaan yang mudah. Namun, bila hal tersebut dilakukan dengan sepenuh hati, hasilnya bakal luar biasa. Kelak di kemudian hari, entah 10, 50 atau 100 tahun lagi, anak-cucu kita masih mampu menikmati sebuah bangunan yang kokoh karena sewaktu membangunnya tidak terjamah tangan-tangan kotor koruptor. (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H