Mohon tunggu...
Bambang Setyawan
Bambang Setyawan Mohon Tunggu... Buruh - Bekerja sebagai buruh serabutan yang hidup bersahaja di Kota Salatiga

Bekerja sebagai buruh serabutan, yang hidup bersahaja di Kota Salatiga

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Kantor Pos Salatiga Saksi Bisu Asmara Bung Karno

18 Januari 2017   15:16 Diperbarui: 18 Januari 2017   18:19 839
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kantor Pos Salatiga tempo dulu (foto: dok PT PI)

Dari sedikit runtutan cerita tentang asmara Bung Karno ini, terlihat jelas bahwa peran kantor Pos Salatiga relatif sangat besar dalam mempererat hubungan cinta keduanya. Lantas, kapan gedung kantor PT Pos Indonesia yang termasuk cagar budaya tersebut mulai dibangun?“ Berdasarkan arsip yang ada, gedung ini dibangun sekitar tahun 1835-1845,” kata Samsu Panitis, Kepala PT Pos Indonesia DC Kota Salatiga, Rabu (18/1) siang saat dikonfirmasi.

Secara fisik, bangunan kantor PT Pos Indonesia DC Kota Salatiga tidak mengalami perubahan yang signifikan. Hanya warna cat, interior ruangan, genting dan lantai telah berubah. Zaman dulu lantai berupa tegel abu-abu, sekarang diganti keramik putih sehingga kesan bersih sangat terasa. Sedangkan daun pintu, jendela serta berbagai barang inventaris lainnya masih tetap sama.

Bahkan bis surat, atau kotak surat yang ada sejak zaman pemerintahan kolonial Belanda masih tetap dipertahankan. Kotak besi bertuliskan Brievenbus merupakan barang kuno yang langka. terkait hal tersebut, pihak PT Pos Indonesia DC Kota Salatiga selalu merawatnya. “Secara bergantian, karyawan saban hari selalu membersihkannya dari debu maupun kotoran lain,” ungkap Samsu.

Memelihara, menjaga, dan merawat gedung bersejarah memang bukan pekerjaan yang mudah. Namun, bila hal tersebut dilakukan dengan sepenuh hati, hasilnya bakal luar biasa. Kelak di kemudian hari, entah 10, 50 atau 100 tahun lagi, anak-cucu kita masih mampu menikmati sebuah bangunan yang kokoh karena sewaktu membangunnya tidak terjamah tangan-tangan kotor koruptor. (*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun