Mohon tunggu...
Bambang Setyawan
Bambang Setyawan Mohon Tunggu... Buruh - Bekerja sebagai buruh serabutan yang hidup bersahaja di Kota Salatiga

Bekerja sebagai buruh serabutan, yang hidup bersahaja di Kota Salatiga

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ratusan Relawan Salatiga Bagikan 10.000 Takjil Gratis

27 Juni 2016   17:58 Diperbarui: 27 Juni 2016   18:12 750
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Spanduk yang terpasang di tenda (foto: dok pri)

Ratusan relawan dari berbagai komunitas di Kota Salatiga, Senin (27/6) sore beraksi di Tugu Bundaran Tamansari. Dengan dibantu unsur aparat Kepolisian serta TNI AD, mereka membagikan 10.000 takjil gratis dan empat ton beras.

Para relawan yang berasal dari Komunitas Salatiga Peduli, Palang Merah Indonesia (PMI), Komunitas Jeep Salatiga, Komunitas Trail Salatiga,  taruna / taruni Akpol, Satpol PP dan beberapa elemen masyarakat sejak pk 15.00 sudah terlihat mempersiapkan segala sesuatunya. Lokasi yang dipilih, yakni depan Rumah Dinas Walikota memang sangat strategis, sehingga, distribusi takjil bakal berlangsung lancar.

Taruna/ taruni Akpol ikut turun ke lapangan (foto: dok pri)
Taruna/ taruni Akpol ikut turun ke lapangan (foto: dok pri)
Tepat pk 16.00, ratusan relawan mulai berdatangan. Usai menerima pengarahan dari koordinator aksi, Pujo Omponk, relawan langsung menyebar ke lima titik di kawasan yang sama. Terlihat, Kapolsek Sidorejo AKP Jumeri ikut berada di lapangan memantau aksi simpatik ini. Beberapa taruna/ taruni Akpol yang diturunkan, ikut membantu arus lalu lintas sekaligus membagikan takjil.

Berdasarkan keterangan yang didapat di lokasi, 10.000 takjil berupa minuman, kolak dan makanan ringan tersebut, dikumpulkan oleh para relawan dari donator. Setelah semua terkumpul, ditetapkan Senin sore mulai didistribusikan. Mengusung tema “Bersama Kita Bersaudara”, praktis pembagian ribuan takjil tak menemui kendala.

Menggunakan truck box ribuan takjil diangkut (foto: dok pri)
Menggunakan truck box ribuan takjil diangkut (foto: dok pri)
Dalam pengamatan di lapangan, para relawan yang datang dari lintas agama ini, terlihat bersatu padu untuk berbagi kebaikan. Tidak ada sekat agama yang menghalangi mereka, satu sama lain saling mengangkat ribuan takjil. Bahkan, beberapa relawan yang diyakini bukan beragama muslim, nampak aktif berada di garis depan. Begitu pun seorang taruni Akpol yang mengaku beragama nasrani, ia tak canggung menenteng puluhan takjil.

Ini bagian takjil yang dibagi (foto: dok pri)
Ini bagian takjil yang dibagi (foto: dok pri)
Ini berasnya yang dibagi (foto: dok pri)
Ini berasnya yang dibagi (foto: dok pri)
Menurut salah satu panitia, selain 10.000 takjil, pihaknya juga membagikan sekitar empat ton beras yang dikemas dalam plastik 5 kiloan. Beras- beras tersebut didistribusikan pada tukang becak, pemulung dan kelompok marjinal lainnya. Tidak ada persyaratan khusus bagi penerima, asal lewat di lokasi serta dianggap layak untuk diberi, maka langsung disodori bahan pangan tersebut.

“ Untuk Komunitas Salatiga Peduli, di sini memang terlihat sedikit personilnya. Karena mayoritas berada di Kabupaten Purworejo untuk membantu korban bencana alam,” jelasnya.

Ada hal yang lucu saat acara pembagian takjil berlangsung, gara- gara banyak polisi lalu lintas yang memenuhi lokasi, para pengendara sepeda motor yang tak membawa perlengkapan langsung balik arah. Mereka beranggapan tengah ada razia kepolisian di pusat kota. “ Dari pada kena tilang, lebih baik putar arah Om,” kata seorang pengendara sepeda motor matic plat Kabupaten Semarang.

Hingga pk 17.00, aksi pembagian 10.000 takjil berikut beras dinyatakan selesai, 15 menit kemudian, hujan turun cukup deras. Rupanya, Allah maha adil, sebelum menurunkan hujan, relawan diberi kesempatan untuk berbagi lebih dulu. Ngatimin (50) warga Bringin, Kabupaten Semarang yang mendapatkan beras sebanyak 5 kilogram, mengaku bersyukur mendapatkan rejeki itu. Pasalnya, beras yang diterima berkualitas bagus. “ Tidak seperti beras raskin yang banyak kutunya,” jelasnya sembari berlalu.

Apa yang dilakukan ratusan relawan lintas profesi dan lintas agama ini, bagaimana pun juga layak diapresiasi. Mereka sudi meluangkan waktunya demi menghormati  bulan suci Ramadhan dengan berbagi. Soal apakah hal tersebut merupakan bagian dari investasi akherat atau tidak, mereka mengabaikannya. Yang pasti, mereka telah berperan besar menjaga Kota Salatiga sebagai kota paling toleransi se pulau Jawa. Keren, lanjutkan bung ! (*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun