Tak banyak yang tahu, bahwa Masjid Damarjati yang terletak di kampung Krajan, Jalan Damarjati, Salatiga, Sidorejo, Kota Salatiga ini merupakan tempat ibadah bagi umat Islam tertua di kota ini. Bangunan suci yang sudah berusia 190 tahun tersebut, hingga sekarang tetap berfungsi kendati lokasinya berhimpitan dengan rumah warga.
Bagi generasi muda, saat ditanya Masjid paling tua di Kota Salatiga, pasti jawabannya adalah Masjid  Al- Atiiq yang terletak di Kauman atau Jalan KH Wahid Hasyim Nomor 2. Pasalnya, Masjid tersebut memang berada di lokasi strategis dan umurnya juga menginjak satu abad. Kemiripannya, antara Masjid Damarjati dengan Masjid Al- Atiiq sama- sama didirikan oleh laskar Pangeran Diponegoro.
Kehadiran Kyai Damarjati dan Kyai Rono Sentiko, sebenarnya ditugaskan ke Salatiga untuk memata- matai pergerakan pasukan Belanda. Maklum, di tahun tersebut, Salatiga memang menjadi basis militer pemerintahan kolonial. Agar aktifitasnya tak dicurigai pihak penjajah, dua sahabat itu berpisah. Kyai Rono Sentiko menempati kampung Bancakan (sekitar 3 kilo meter dari kampung Krajan), sementara Kyai Damarjati tetap berada di kampung Krajan.
Untuk memuluskan perlawanannya dalam melawan pasukan kolonial,duet  Kyai Damarjati dan Kyai Rono Sentiko  mendirikan mushola di tempat Masjid Damarjati berdiri. Selain berfungsi sebagai tempat ibadah, mushola juga dimanfaatkan guna menyusun strategi perang gerilya. Sementara Kyai Rono Sentiko, belakangan membangun Masjid Al- Atiiq usai perang Diponegoro berakhir. Ditengarai, hengkanya Kyai Rono sentiko dari kampung Krajan inilah yang membuat nama Kyai Damarjati lebih banyak dikenal sebagai pendiri Masjid.
Berdasarkan keterangan, Masjid Damarjati yang menempati lahan seluas 369 meter persegi ini, sudah mengalami dua kali renovasi. Sesuai prasasti yang menempel di dinding , pemugaran pertama di tahun 1978. Berikutnya, di tahun 2007 kembali dipugar. Â Selain gentingnya diganti asbes, belakangan kubahnya juga dibuat dua buah. Sampai sekarang, Masjid yang kapasistasnya mencapai 200 orang tersebut tetap difungsikan kendati areal parkirnya sangat sempit.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H