Hingga agama Islam mulai merangsek ke Nusantara pada abad ke 13, Walisongo yang menyebarkan agama ini, rupanya juga melakukan pendekatan budaya. Berbagai ritual yang sebenarnya menyimpang dari Islam, tetap diakomodir meski tak lagi utuh. Artinya, bila sebelumnya menggunakan doa dalam agama Hindu- Budha, belakangan diganti menggunakan doa- doa Islam.
Itulah sedikit tentang tradisi Nyadran yang hingga sekarang masih dilakukan warga Kota Salatiga di pinggiran. Bila dulu di tahun 60 an  di perkotaan juga selalu menggelar ritual yang sama, belakangan telah raib ditelan jaman. Padahal, esensi Nyadran sebenarnya tak sekedar mengirim doa bersama kepada leluhurnya saja. Ada hal yang lebih penting, yakni berkumpulnya warga untuk bersosialisasi satu sama lain, menikmati kebersamaan dan tentunya melestarikan budaya. Entah sampai kapan tradisi ini tetap bertahan, yang pasti, semakin terpinggirkan. (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H