Mohon tunggu...
Bambang Setyawan
Bambang Setyawan Mohon Tunggu... Buruh - Bekerja sebagai buruh serabutan yang hidup bersahaja di Kota Salatiga

Bekerja sebagai buruh serabutan, yang hidup bersahaja di Kota Salatiga

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kabar dari London : Bule-bule Antre Main Gasing

30 Mei 2016   18:19 Diperbarui: 30 Mei 2016   18:24 811
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mengajari anak bule main gasing (foto: dok endi)

Hajatan Indonesian Weekend yang berlangsung di Potters Field Park, Londong, Inggris selama sepekan, ternyata mengundang decak kagum para pengunjungnya. Salah satu yang membuat mereka terheran- heran adalah permainan tradisional gasing yang digawangi Endi Aras Agus Riyono.

Sebagaimana diketahui, Indonesian Weekend yang akan berlangsung sejak tanggal  26-31 Mei 2016 mendatang bakal menghadirkan berbagai kekayaan Tanah Air. Selain pariwisata, musik, kuliner, seni budaya, tak ketinggalan permainan tradisional gasing Nusantara.  Endi   selaku kolektor gasing terlengkap  ini mengabarkan bahwa ia sejak awal bulan  telah menerima undangan dari penyelenggara yang terdiri atas Kementerian Pariwisata, Kementerian Perindustrian, Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, serta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Endi menyerahkan buku tentang gasing kepada Duta besar (foto; dok endi)
Endi menyerahkan buku tentang gasing kepada Duta besar (foto; dok endi)
Senin (30/5) sore, Endi kembali mengabarkan, kendati yang diboyongnya merupakan permainan tradisional, ternyata keberadaannya direspon antusias oleh bule- bule di London. “ Banyak orang tua mengajak anak- anaknya ikut bermain gasing. Lucunya, mereka jadi terbengong- bengong melihat gasing yang mampu berputar cukup lama tanpa menggunakan battery,” jelasnya.

Mengajari anak bule main gasing (foto: dok endi)
Mengajari anak bule main gasing (foto: dok endi)
Saking antusiasnya bermain gasing, menurut Endi, saat sesi atraksi, cukup banyak anak- anak bule yang rela antre untuk mendapatkan kesempatan memainkannya. Antrean itu terpaksa dilakukan karena personil yang bertugas mengajarkan cara bermainnya sangat terbatas, bahkan mayoritas menginginkan Endi sendiri yang mengajarkannya.

“ Setelah saya ajarkan, mereka yang bisa memainkan secara sempurna langsung saya berikan cindera mata berupa gasing bambu tutul. Reaksinya ? Wow! Mereka sangat senang sekali,” ungkap Endi seakan tak mampu menahan kegembiraanya.

Dalam pagelaran Indonesian Weekend yang diprediksi mampu menjaring 20 ribu turis sehari ini, lanjut Endi, dirinya dibantu oleh para pelajar Indonesia yang tengah menuntut ilmu di London. Ada sekitar 30 an pelajar yang secara prodeo menjadi sukarelawan. Bahkan, Mutia putri Duta Besar  Dr Rizal Sukma ikut terlibat karena standpermainan tradisional mendapat kapling cukup luas, sehingga membutuhkan bantuan puluhan personil.

Putri Dubes RI (celana hitam) ikut jadi relawan (foto: dok endi)
Putri Dubes RI (celana hitam) ikut jadi relawan (foto: dok endi)
Bukan yang Pertama

Sebagai kolektor berbagai permainan tradisional dan kerap dijuluki bapak gasing Nusantara, Endi mengakui bahwa event internasional seperti ini bukanlah yang pertama diikutinya. Gasing – gasing tersebut pernah diperkenalkan di Brunei di tahun 2014 serta di Jepang tahun 2015, hasilnya warga di dua negara tersebut dibuat terkagum-kagum ketika melihat atraksi permainan tradisional itu.

Kendati Endi selaku pendiri Gudang Dolanan Indonesia memiliki banyak koleksi permainan tradisional, namun, koleksinya yang berjumlah mencapai ratusan jenis adalah gasing.  Kenapa memilih gasing? Jawabnya sederhana. Gasing mengandung folosofi hidup yang sarat makna, di mana kendati berputar namun mempunyai keseimbangan. “Begitu pula dengan hidup, hidup selalu berputar. Untuk itu, kita wajib menjaga agar perputaran tetap seimbang,” jelas mantan wartawan seni, hiburan dan budaya tersebut.

Seorang anak laki- laki asyik main gasing (foto: dok endi)
Seorang anak laki- laki asyik main gasing (foto: dok endi)
Gasing yang mempunyai beragam nama, satu daerah dan daerah lainnya berbeda cara menyebutnya, ternyata mampu memikat para bule yang identik dengan kemajuan teknologi. Anak- anak berkulit putih yang setiap harinya hanya dicekoki mainan elektronik, terbukti berhasil dibuat terheran- heran atas permainan tradisional ini. “ Bule ajaterheran- heran, masak anak- anak kita malah mengabaikannya ?” tukas Endi serius.

Padahal, tutur Endi, anak- anak bule sendiri, baru pertama kalinya melihat permainan gasing. Kendati begitu, usai melihat cara memainkannya, mereka langsung bergairah bermain. Artinya, gasing sebenarnya merupakan sarana bermain murah meriah yang mampu mempererat persahabatan antar bangsa. Nah tuh ! Ternyata gasing sarat manfaat kan ? Kenapa anak- anak kita tak diarahkan ke permainan tradisional saja ?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun