Berkaitan soal berhentinya uang milik nasabah yang berjumlah ratusan orang ini, sebenarnya beberapa orang telah melakukan berbagai upaya. Namun, hingga sekarang belum ada kejelasan. Tiga korban masing- masing bernama Rudy Novianto, Priska Dian dan Elsa Werdiani membuat pengaduan ke Presiden Joko Widodo melalui jalur Lapor Presiden.id. Hasilnya? Idem ditto alias terabaikan. Kenapa tak lapor polisi? “Kalau lapor polisi, takutnya pihak terkait ditahan terus uang kita tidak kembali,” kata salah satu korban.
Sementara kasus terbaru terjadi di KSP Cipta Artha di Jalan Osamaliki Kota Salatiga. KSP yang slogannya Melayani Anda Melayani Masa Depan sukses membuat kelimpungan para nasabahnya. Pasalnya, pemilik uang yang menabung di tempat ini tak bisa menarik haknya. Bila bulan Maret lalu masih buka namun tidak ada aktivitas apa pun, sejak tanggal 1 April tutup total. Salah satu nasabah yang memiliki tabungan Rp 5 juta terpaksa gigit jari lantaran kantor kosong melompong.
Yang mengherankan, kerugian yang dialami nasabah KSP Cipta Artha tak hanya berkisar jutaan. Salah satu korban sempat membenamkan uangnya hampir Rp 300 juta, sekarang mereka tinggal meratapi kekeliruannya. Peribahasa menabung, yakni sedikit demi sedikit, lama–lama jadi bukit, belakangan ini mengalami perubahan frontal menjadi kumpulkan sedikit demi sedikit, lama-lama jadi sakit.
Itulah beragam modus operandi menggasak harta masyarakat yang dilakukan oleh BMT mau pun KSP di Salatiga. Diyakini, di daerah lain juga banyak terjadi. Mulai merayu melalui pemberian bagi hasil yang tinggi, bonus elektronik, hingga bunga lumayan semua dihalalkan. Buntutnya, para nasabah yang dirugikan. Penyesalan seakan tiada berujung, celakanya mayoritas korban merupakan pedagang-pedagang kecil yang mengumpulkan recehan demi recehan. Giliran terkumpul malah dikemplang.
Memang, bila tak cerdas menabung, bukan untung yang diraih, namun malah bakal buntung. Apa pun rayuan mau pun janji manis yang ditebar oleh marketing, sebaiknya diabaikan. Lebih baik menempatkan uang di bank plat merah yang kredibel, kendati bunganya relatif kecil, tetapi peluang dikemplang sangat kecil. Ibarat roti tapi mimpi, mendingan ketela namun nyata. Anda pilih yang mana? (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H