Mohon tunggu...
Bambang Setyawan
Bambang Setyawan Mohon Tunggu... Buruh - Bekerja sebagai buruh serabutan yang hidup bersahaja di Kota Salatiga

Bekerja sebagai buruh serabutan, yang hidup bersahaja di Kota Salatiga

Selanjutnya

Tutup

Politik

Gatot Pujo Nugroho, dari Kuli, Politisi, Penguasa Berakhir di Penjara

12 Agustus 2015   00:19 Diperbarui: 12 Agustus 2015   00:31 6217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kendati kerap berkutat dalam dunia dakwah, namun GPN bukanlah sosok pemuda yang kurang gaul. Terbukti, seorang gadis aktifis dakwah kampus bernama Sutias Handayani mampu dipikatnya. Keduanya melangsungkan pernikahan pada pertengahan tahun 1990. Dari buah pernikahan tersebut, lahir lima anak (semuanya perempuan).

Sembari bekerja, GPN terus aktif menjadi kader PKS. Tahun 2005, ketika Ketua DPW PKS Sumut yakni Muhammad Nuh mengundurkan diri karena memilih menjadi anggota legislatif, ia dipercara menduduki jabatan sebagai plh DPW PKS Sumut. Sejak mengenal dunia politik, praktis kesibukan dirinya semakin padat. Terkait hal tersebut, setelah menduduki kursi DPW PKS, akhirnya dia mengundurkan diri dari Politeknik USU dan berkonsentrasi penuh untuk membesarkan partai.

Karier GPN dalam politik semakin moncer ketika tahun 2008 Provinsi Sumut menggelar Pilkada, ia ditunjuk menjadi wakil Syamsul Arifin. Hingga perhelatan Pilkada dilakukan, pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur tersebut mampu menggilas kompetitornya. Hasilnya, tanggal 16 Juni 2008 Syamsul Arifin dilantik menjadi Gubernur , sedang GPN dilantik sebagai Wakil Gubernur.

Memasuki tahun 2011, secara tiba- tiba, Syamsul Arifin ditetapkan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)  menjadi tersangka kasus korupsi Angggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Langkat. Konsekuensinya, Syamsul diberhentikan dari posisi orang nomor satu di Sumut. Bak menerima durian runtuh, GPN dilantik jadi Pj Gubernur Sumut berdasarkan Surat Keputusan presiden bernomor 15/P/Tahun 2011 tertanggal 21 Maret 2011. Menginjak tahun 2013, saat Sumut kembali akan menggelar Pilkada, DPRD Sumut dalam sidangnya menyetujui pengajuan Wakil Gubernur GPN untuk diangkat jadi Gubernur definitif.

Menjabat sebagai gubernur definitif, rupanya membuat GPN semakin matang berpolitik. Hal itu terlihat ketika ia menggandeng Tengku Erry Nuradi maju di Pilkada Gubernur di tahun 2013. Diusung oleh PKS yang berkoalisi dengan partai lainnya, keduanya menyabet 32 persen suara. Tanggal 16 Juni 2013, GPN dilantik sebagai Gubernur Sumut, dan Tengku Erry menjadi wakilnya.

Seperti galibnya politisi di tanah air, ketika kekuasaan sudah ada di tangan, maka godaan berupa harta, tahta dan wanita kerap menari di benak. Demikian pula dengan GPN, secara diam- diam jauh dari publikasi, ia menikahi janda satu anak bernama Evy Susanti. Pernikahan yang konon dilangsungkan bulan April 2013 itu, nyaris tak tercium publik.

Masyarakat baru mahfum bahwa GPN ternyata memiliki istri kedua ketika perkara suap di PTUN Medan ditangani KPK. Yang mana, selain menyeret pengacara kondang OC Kaligis, belakangan KPK juga menetapkan GPN berikut istri mudanya menjadi tersangka hingga berujung ke penahanan. Sampai sekarang, pihak penyidik KPK tetap keukeuh menyebut bahwa inisiatif penyuapan datang dari Evy Susanti atas restu sang suami. Apakah hal tersebut nantinya mampu dibuktikan oleh Jaksa Penuntut di persidangan ? Agak susah menjawabnya. Yang jelas, perjalanan karier GPN memang fenomenal. Memulai karier sebagai kuli, politisi, penguasa dan berakhir di penjara. (*) 

Gatot Pujo Nugroho Dengan Istri Mudanya (Foto: dok tribunnews.com)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun