[caption id="attachment_412419" align="aligncenter" width="560" caption="Gibran dan Selvi (Foto: Dok Merdeka.com)"][/caption]
Pstt, ternyata pernikahan Gibran Rabuming Raka dengan Selvi Ananda sudah dipastikan akan berlangsung hari Kamis Legi tanggal 11 Juni mendatang. Kepastian jadual ijab sekaligus resepsi ini diungkapkan oleh Sujiatmi Notomiharjo, ibu kandung Presiden Joko Widodo, Jumat (24/4) di Solo.
Sujiatmi yang ditemui wartawan di salah satu acara di Solo, mengungkapkan kepada Tribunnews.com (Jumat 24/4) bahwa pernikahan yang akan membetot perhatian masyarakat tersebut, nantinya berlangsung di gedung Graha Saba Buana yang kebetulan masih milik kerabatnya. Baik ijab mau pun resepsi pernikahan bakal digelar pada hari yang sama.
Menurut Sujiatmi, dalam perhelatan yang sakral tersebut, hidangan semuanya disiapkan oleh katering yang selama ini dikelola oleh Gibran. “ Menggunakan katering sendiri. Kan (Gibran) punya usaha katering sendiri,” jelasnya.
Sebagaimana diramaikan oleh media cetak mau pun elektronik, rencana pernikahan Gibran Rabuming Raka dengan Selvi Ananda dalam satu bulan ini telah menjadi magnet tersendiri bagi pembaca. Beragam komentar terlontar, baik yang memuji penampilan calon menantu Presiden yang bersahaja, hingga komentar miring atas sosok Gibran yang terlihat selalu mendongak dan tak ramah terhadap wartawan.
Ada sisi menarik atas rencana perhelatan akbar tersebut, di mana, Presiden Joko Widodo yang nota bene merupakan orang asli Surakarta, bisa dipastikan selalu menggunakan perhitunganJawa. Kendati begitu, apa bila pernikahan berlangsung tanggal 11 Juni, secara otomatis perhitungan Jawa telah diabaikan.
Sepekan lalu, Totok Yasmiran, konsultan penanggalan Jawa dari Musium Radya Pustaka Surakarta sempat berhitung tentang hari baik pernikahan Gibran dan Selvi. Yang mana, keduanya sama- sama memiliki penjumlahan weton 13, sehingga total semuanya kalau dijumlahkan mencapai angka 26.
Dari angka 26 tersebut, lanjut Totok, kemudian dibagi lima dan sisa satu. Angka satu ini dalam istilah Jawa berarti Sri atau makmur. Dengan begitu, pasangan Gibran- Selvi dianggap mempunyai kecocokan. Perhitungan itu berdasarkan weton kelahiran Gibran yakni Kamis Legi tanggal 1 Oktober 1987, sedang Selvi lahir Senin Pahing tanggal 9 Januari 1989.
Menurut Totok, penghitungan penanggalan Jawa sebenarnya bukan asal hitung. Sebab, semuanya bersumber dari sejumlah kitab kuno, salah satunya adalah kitab Serat Pakuwon yang ditulis Padmasusastra tahun 1903. Terkait erat atas rencana pernikahan putra sulung Presiden, ia meyakini terdapat hari baik yang jatuh di hari Sabtu Legi tanggal 6 Juni dan Minggu Wage tanggal 14 juni.
Kenapa Sabtu Legi, Totok menjelaskan, bahwa hari Sabtu Legi mempunyai sifat “Lakuning Rembulan” atau perjalanan bulan. Sedangkan Minggu Wage memiliki sifat “Lakuning Angin” atau perjalanan angin.” Kedua hari itu baik untuk pernikahan, namun hari kedua lebih baik dibanding hari pertama,” jelasnya sebagaimana dikutip kantor berita Antara, Kamis (16/4) lalu.
Lebih jauh Totok memberikan saran untuk pernikahan agar menghindari hari Senin Kliwon dan Kamis Pon. Sebab, Senin Kliwon bermakna “Sampar Wangke” atau mengandung bangkai, sedang Senin Kliwon berarti “Tali Wangke” atau pengikat bangkai. “ Dua hari itu, biasanya dihindari masyarakat untuk menggelar acara pernikahan atau pindahan rumah,” ujarnya.
Lantas, bagaimana dengan hari Kamis Legi tanggal 11 Juni yang dipilih untuk menggelar hajatan Gibran dan Selvi ? Sampai sejauh ini belum jelas perhitungan Jawanya. Entah ada relevansinya atau tidak, Gibran yang mendapat pendidikan modern tersebut, nampaknya kurang memperhitungkan soal weton berikut penjumlahannya. Atau, Presiden sendiri mungkin saja memiliki konsultan sendiri, sehingga mengabaikan hari baik yang dihitung Totok. (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H