Mohon tunggu...
Bamirawan Dotcom
Bamirawan Dotcom Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Penulis SMA-tahun-ini-kuliah-amin yang suka-suka. Blog saya: bamirawan.blogspot.com Twitter:@donmarichuy

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kelakuan Kampungan Fans Asal Indonesia

4 September 2013   00:01 Diperbarui: 24 Juni 2015   08:24 276
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Indonesia terkenal dengan basis fansnya yang sangat besar. Baik itu fansnya band, klub bola, artis atau semacamnya. Maka dari itu band-band, klub bola, atau semacamnya betah datang terus menerus kesini, karena fans disini terkenal dengan kefanatikannya. Saking fanatiknya, sering timbul berbagai gesekan diantara basis-basis fans yang idolanya kebetulan satu bidang, atau bersaing dalam bidang tersebut.

Contoh, fans Juventus dan Inter Milan yang akrab disebut Juventini dan Interisti, kerap kali berperang kata-kata di media social. Ucapan-ucapan yang mereka saling lontarkan begitu buruk, menimbulkan kesan bahwa kedua klub ini saling membenci. Padahal faktanya sekarang mereka akur-akur saja toh, itu memang kejadian masa lalu. Tapi untuk sekarang mereka saling bersaing secara fair. Hanya saja ini tidak berlaku untuk fans di Indonesia.

Memang hak untuk berkelompok. Termasuk membentuk komunitas fans. Tapi, menurut saya, tidak afdol hukumnya bagi sebuah kelompok untuk menciptakan setidaknya persaingan dengan kelompok lain, bahkan lebih parah menciptakan permusuhan. Kok tahu? Pengalaman pribadi, hehehe. Secara, punya kelompok sendiri adalah sesuatu yang bergengsi, gaul. Semakin tinggi gengsi kelompok tersebut, semakin tertantang untuk bisa bergabung di sana, yang otomatis tingkat ke-gaulannya naik drastis. Hasilnya? Ada semacam seleksi alam untuk diterima sebagai anggota. Yang gitu-gitu lah, semacam itu.

Balik lagi ke fans. Saya tidak mengerti, apakah fenomena seperti ini hanya terjadi di Indonesia. Seperti ‘perang’ antara fans Agnes Monica dan Anggun. Masalahnya simpel. Definisi go internasional, itu saja.

Atau, yang lebih parah, komunitas garis keras CherryBelle dan  Smash yang membuat agama selftitled. Tuhannya anggota mereka sendiri. Masing-masing ada tujuh dan Sembilan, sesuai jumlah anggotanya. Kitab sucinya? Lirik lagu mereka. Dan cara fans mereka yang memandang idolanya ini benar-benar konyol. Misal, mereka pernah membalas dari twit yang menentang keberadaan agama ini, dan mereka jawab, ‘Dasar KAMU LAKNACHIBITULAH!’ Atau ‘Bukti bahwa CherryBelle itu tuhan. Perhatikan telinga anda yang berbentuk C dan hidung anda yang berbentuk huruf B. Secara langsung C dan B adalah inisial dari Chibi, Tuhan Semesta Alam, Tuhan kita semua!!”. Oh please, anak bagong aja gak sebego ini.

(PS: Cek akun @AgamaChibi dan blog agamacherrybelle.blogspot.com)

Saya tidak tahu juga apakah itu benar-benar fans garis kerasnya Chibi atau Smash, atau malah hatersnya, itu tidak penting. Tapi yang pasti, saya yakin bahwa ini hanyalah ulah segelintir oknum saja.

Saya hanya berharap pendewasaan untuk kedepannya. Saya sebagai sesama fans juga, merasa malu dengan kekampungan yang ditunjukkan sebagian oknum fans yang berperang dengan sesama fans lain, dengan tujuan yang tak jelas. Kepuasan? Mungkin. Tapi apa yang mereka lakukan tidak akan berpengaruh apa-apa terhadap idola mereka. Yah, kedewasaan adalah solusi terbaik. Support murni pada idola, dan respek terhadap saingan. Mudah kan?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun