Seorang anak merupakan titipan Tuhan yang diberikan kepada seorang pasutri, sebagai cindera mata paling berharga selain harta yang sifatnya materil. Betapa bahagiannya perasaan seorang ibu yang telah berhasil melawati fase-fase sulit dalam merawat sang buah hati semenjak dari dalam rahim selama 9 bulan kurang lebih 270 hari, sampai sang buah hati berhasil tumbuh hingga mampu terlahir di dunia.Â
Suara tangisan bayi yang baru saja terlahir setidaknya menjadi sebuah perjuangan yang memerlukan banyak pengorbanan, bukan hanya pengorbanan yang bersifat fisikis namun juga bersifat materil ketika persalinan tiba, semua pengorbanan tersebut terobati ketika sang buah hati, pelita hati berhasil mereka hantarkan untuk bisa melihat dunia.Â
Itulah kesenangan yang Indah di dunia sebagaimana dalam terjemahan ayat berikut, "Dijadikan terasa indah dalam pandangan manusia cinta terhadap apa yang diinginkan, berupa perempuan-perempuan, anak-anak, harta benda yang bertumpuk dalam bentuk emas dan perak, kuda pilihan, hewan ternak, dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan disisi Allahlah tempat kembali yang baik." (Qs. Ali'imran : 14)
Perjuangan orang tua belum berakhir disitu saja, ketika sang pelita hati berhasil lahir ke dunia. Perjuangan dan pengorbanan selanjutnya adalah mendidiknya untuk menjadi manusia utama, insan kamil, jalma panilis, jalma utama. Untuk bisa menjadikan buah hati menjadi manusia utama tentunya tidak mudah, harus memerlukan sebuah proses pendidikan serta bimbingan yang panjang, tidak bisa seorang anak dibiarkan begitu saja tanpa memberikannya sebuah pengajaran untuk bisa menghadapi kehidupannya di dunia.
Menjadikan sang buah hati menjadi insan utama, setidaknya bisa dimulai dari lingkungan keluarga, bahkan semenjak usia janin mencapai usia 4 (empat) bulan. Bisa melatih kepekaan-kepekaan terhadap janin tersebut, dengan sebuah suara-suara yang baik. Misalnya, membacakan ayat-ayat suci atau membisikan perkataan-perkataan yang baik-baik.
Memberikan sebuah rangsangan perkataan-perkataan baik tersebut merupakan upaya orang tua mendidik sang buah hati sejak dalam kandungan, baru ketika sampai sang buah hati telah terlahir di dunia, biarkan mereka tumbuh dengan bimbingan pengajaran yang baik dimulai dari lingkungan orang tua, hingga pada masanya sang buah hati diperkenalkan dengan lingkungan sekitar.
Disinilah tantangan orang tua saat memperkenalkan seorang anak dengan lingkungan sekitarnya, orang tua harus benar-benar membimbingnya jangan membiarkan anak-anak dengan semau mereka tanpa pengawasan dari orang tua, mengulur anak tanpa pengawasan merupakan sebuah persoalan yang akan berakibat pada kemudharatan dari pada manfaat, belum lagi jika lingkungan itu merupakan lingkungan yang kurang positif, hal ini  merupakan sesuatu yang tidak baik dalam tumbuh kembang seorang anak.
Apalagi dewasa ini dengan adanya internet, seorang anak apabila tidak dilakukan pengawasan yang baik terhadap sang buah hati, serta dibiarkannya mereka mengakses internet secara bebas, maka jangan heran jika tindakan seorang anak akan terpengaruh dengan apa yang telah mereka lihat di internet, misalnya perkataan ucapan tidak senonoh, serta ucapan-ucapan yang kurang pantas lainnya, jika diucapkan oleh seorang anak-anak. Dimana usia mereka masih belum bisa dikatakan aqil baliq, sehingga terdengar tabu seandainya seorang anak membicarakan perkataan yang kurang pantas diucapkan.
Disitulah pentingnya peranan orang tua, bagi perkembangan buah hati. Adakalanya seorang anak juga memang harus diperkenalkan dengan lingkungan sekitar, dengan pengetahuan ilmu teknologi, akan tetapi harus membatasi akses mereka terhadap sesuatu yang berakibat pada hal-hal buruk itu merupakan sebuah langkah yang memang wajib dilakukan setiap orang tua dewasa ini.Â
Perlakukan anak-anak seperti halnya saat kita bermain layang-layang dimasa kecil dulu, saat bermain layang-layang adakalanya kita harus mengulur layang-layang untuk bisa mengudara, tapi kita juga harus memegang seutas tali yang mengikatnya, untuk menariknya kala mana layang-layang itu hendak terbang jauh terbawa angin.