Mohon tunggu...
Bameswara
Bameswara Mohon Tunggu... Arsitek - Nativus

Dari semua hal-hal yang ada di dunia ini, sesuatu yang paling saya sukai adalah buku. Sesuatu yang paling sering dipelajari adalah Sains dan Teknologi.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kita Belum Merdeka Dari Corona

29 Juni 2020   22:10 Diperbarui: 29 Juni 2020   22:35 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Penanganan terkait persoalan pandemi virus corona yang sudah berlangsung sekian bulan lamanya, masa krisis mulai dirasakan semua masyarakat terutama masyarakat ekonomi lemah dan kelas menangah bahkan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) mengalami dampak yang begitu terasa bagi mereka pengusaha UMKM, padahal peran serta UMKM dalam menggenjot pertumbuhan ekonomi Indonesia sangatlah penting.

Pada tanggal 18 juni 2020 Presiden Indonesia yang vidionya diunggah kemarin tanggal 28 juni 2020 menilai dan mengevaluasi kinerja jajaranya para mentri tidak menunjukan progress yang baik bahkan terkesan santai hingga tidak ada progress sama sekali dalam menanggapi permasalah yang sudah berjalan setidaknya hampir selama 3 bulan lamanya.

Hal itu memang benar bahwa tidak ada progress yang signifikan dalam upaya menanggulangi permasalah virus covid-19 ini, Seluruh rakyat Indonesia yang jumlahnya 267 juta jiwa dari sabang sampai merauke setidaknya terkena dampak dari permasalahan covid-19 akan tetapi penanganan yang terkesan belum merata dan menyeluruh yang menurut penilaian RI.1 Bapak Jokowi Dodo seharusnya penyaluran bantuan itu sudah 100% (seratus persen) tersalur kepada Rakyat dan bisa dimanfaatkan jangan menunggu rakyat 'mati' terlebih dahulu baru bantuan tersalur itu suatu kesia-saiaan belaka. 

Mengatasi suatu krisis itu memang tidak boleh santai harus extra ordinary harus totalitas tanpa batas sampai benar-benar permasalahan krisi tersebut mampu diatasi, dan kembali bangkit dari krisis. Virsu covid-19 bagi seluruh rakyat indonesia bahkan dunia merupakan mimpi buruk yang tidak pernah diinginkan kehadirannya oleh karena itu mulai bangun jangan bersikap biasa-biasa saja, jangan bersikap seolah tidak merasakan mimpi buruk tersebut, lihat mereka yang terkena dampaknya berapa juta masyarakat Indonesia kehilangan pekerjaan karena mengalami pemutusan hubungan kerja, berapa banyak perusahaan-perusahaan yang mengalami kerugian terutama usaha micro kecil menengah.

Masih mending bagi ASN yang menerima gaji setiap bulannya, semantara bagi meraka para pekerja swasta harus rela kehilangan penghasilan. Jika hitung-hitungan berapa banyak bantuan yang mereka terima, dengan kerugian yang mereka harus alami? Seadainya biasanya mereka misal anggap saja mendapatkan penghasilan 50-100 ribu per hari maka sebulan mereka mendapatkan Rp. 1.500.000-Rp. 3.000.000, sedangkan seperti yang susuai peraturan pusat bahwa bantuan yang tersalur di masyarakat itu Rp.600.000 per kepala rumah tangga, sedangkan belum lagi jika bantuan itu hanya nyangkut pada masyarakat senilai Rp. 150.00 s/d 300.000, pertanyaanya apakah cukup uang segitu untuk menutup kebutuhan hidup mereka?

Lihat mereka para guru honorer, pekerja honorer, pekerja swasta, buruh yang tidak merasakan manisnya gaji besar baik sebelum covid-19 lebih-lebih lagi pada masa-masa sulit covid-19, apakah tega meihat nasib mereka? Tentu saja jangankan presiden kami pun sebagai rakyat sebagai generasi muda bangsa Indonesia marah, sangat kecewa dengan sikap yang terkesan biasa-biasa saja.

Kami bangsa Indonesia merupakan bangsa yang merdeka, kemerdekaan itu terasa terobang-ambing. Betapa tidak 350 tahun lamanya kita dijajah penjajah seharusnya sudah cukup sebagai pengalam yang sangat berharga bagi bangsa Indonesia, akan tetapi dengan permasalahan yang ditimbulkan karena pandemic selama 3 bulan krisis menimpa bangsa Indonesia terkesan dihadapi dengan biasa-biasa saja, seharusnya pengalaman melawan penjajah itu bisa kita terapkan dalam menghadapi pandemi covid-19 itulah tujuan utama saat ini yakni memperoleh kemerdekaan dari belenggu pandemic.

Mari bangkit dan jangan menganggap krisis ini terkesan biasa, krisis ini benar-benar terasa. Bukan hanya masalah kesehatan masyarakat Indonesia saja akan tetapi masalah pendidikan, sosial, budaya dan ekonomi. Mari bangun kembali dari mimpi buruk ini untuk mengatasi secara bersama-sama dengan semangat persatuan dan kesatuan yang selalu tercermin dengan Bihneka Tunggal Ika (Berbeda-beda akan tetapi tetap satu jua). Darah juang kami satu tujuan, satu misi untuk memajukan dan mensejahterahkan kehidupan bangsa. Aamiin.

_Bameswara_

Cirebon, 29-06-2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun