Saat itu juga, pukul 09.45 aku langsung menghubungi nomor WA tersebut, seseorang menerima panggilan telepon WA. Aku ceritakan bahwa aku terpapar Covid, akan tetapi istri tidak terpapar sehingga aku mengajukan untuk melakukan isolasi mandiri di Wisma Atlet Kemayoran.Â
Ia memintaku untuk mengirimkan foto hasil test PCR-ku dari RS Siloam Asri, foto KTP-ku, dan foto hasil test swab antigen istriku.
Setelah data yang diminta terkirim, aku menerima pesan WA dari petugas Layanan Pengaduan: "Baik Pak, kami infokan ke Puskesmas Rawajati terlebih dahulu."
Aku mengucapkan terima kasih dan menunggu.
Dalam perjalanan pulang dari laboratorium kantornya, aku menelepon istriku, Â kukabarkan padanya bahwa aku sudah melapor ke gugus tugas apartemen, dan pihak apartemen akan berkoordinasi dengan pihak Puskesmas Rawajati agar aku bisa dirujuk ke Wisma Atlet.Â
Sembari meminta tolong kepada istriku sesampainya di Kalibata City untuk membelikan aku kebutuhan yang kuperlukan apabila isolasi mandiri terlaksana di Wisma Atlet.
Pukul 11.14 seseorang mengirim pesan ke WA-ku. Ia memperkenalkan diri sebagai petugas dari Puskesmas Kelurahan Rawajati II, ia bernama Ibu Fuji Marbun.Â
Di awal percakapan WA dengan Ibu Fuji, saya memanggilnya Bapak, karena foto profilnya yang dominan adalah wajah  lelaki yang merupakan suaminya Ibu Fuji.
Ibu Fuji memintaku mengisi semacam data formulir yang cukup ditulis di tubuh WA. Isian tersebut sebagai berikut:
- Nama:
- NIK:
- TTL:
- Umur:
- Alamat KTP:
- Alamat Domisi:
- Pekerjaan:
- No. Telp:
- Keluhan:
- Penyakit Lainnya:
- Kontak erat siapa saja yang pernah bertemu:
Bu Fuji meminta aku mengirimkan foto KTP, foto KK, foto Kartu BPJS, dan foto hasil swab PCR.
Aku segera mengisi formulir isian daring tersebut, karena Bu Fuji akan memasukkan data itu sesegera mungkin di gugus tugas kelurahan, agar aku bisa dirujuk hari ini ke Wisma Atlet.