[caption caption="Oyo, sungai di permukaan tanah satu-satunya terbesar di Gunungkidul. Dok Bewe"][/caption]
Suharno, Ketua DPRD Gunungkidul mengatakan, untuk 5 tahun ke depan Gunungkidul harus berubah menjadi surga bagi warga Handayani, termasuk warga daerah lain. Secara teknis, setiap tahun, mulai dari 2016, air dipompa ke permukaan. Nilai per tahun mencapai sekitar Rp 3,5 milyar.
Hal itu dia kemukakan usai talkshow di TVRI Stasiun Yogyakarta pukul 16.00, Senin 23/11/2015 kemarin. Menurut dia, tiba saatnya Gunungkidul mengoptimalkan kekayaan alam berupa air bawah tanah untuk kemakmuran 7.00.000 jiwa lebih.
"Filosofinya sederhana saja. Gunungkidul itu dikaruniai 4 unsur alam yang luar biasa sempurna. Bumi, geni, banyu, angin merupakan empat anasir alam yang patut dikelola sebaik-baiknya guna kesejahteraan bersama," tandasnya.
Bumi, menurut Suharno luasnya mencapai 46% dari wilayah DIY. Geni atau matahari bersinar sepanjang tahun. Banyu, ada di sungai permukaan, di alur bawah tanah, juga ada di laut sepanjang 70 Km. Angin, menurut dia, itu elemen pengawal berkah yang menyebabkan terjadinya hujan.
"Mohon dukungan dari segenap lapisan masyarakat, tahun 2016 Pemda
bersama DPRD menganggarkan Rp 3,5 milyar untuk menata ukang kecukupan air di Gunungkidul," pintanya.
Suharno menunjuk contoh, potensi debit sumber di Bribin adalah 2.000 liter per detik. "Sementara, sampai hari ini baru dimanfaatkan 80 liter per detik," paparnya.
Dia juga memperhitungkan intensitas hujan. Gunungkidul memiliki curah hujan 1.382 mm. Ini tak boleh anggap sepele. Sungai oyo harus dibendung jangan sampai hanya bablas ke laut.
"Dengan begitu, laut tetap berwarna biru, langit biru, bumi juga berwana biru, karena air terkelola dengan baik dan tepat sasaran. Lima tahun ke depan Gunungkidul bakal berubah menjadi ijo royo-royo ibarat pengantin anyar," pungkasnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H