Mohon tunggu...
Bambang Wahyu Widayadi
Bambang Wahyu Widayadi Mohon Tunggu... lainnya -

Menulis sejak 1979. di KR, Masa Kini, Suara Merdeka, Sinartani, Horison, Kompasiana, juga pernah menjadi Redpel Mingguan Eksponen Yogyakarta. Saat ini aktif membantu media online sorotgunungkidul.com. Secara rutin menulis juga di Swarawarga. Alumnus IKIP Negeri Yogyakarta sekarang UNY angkatan 1976 FPBS Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia. Pernah mengajar di SMA Negeri 1 Sampit Kota Waringin Timur Kalteng, STM Migas Cepu, SMA Santo Louis Cepu, SPBMA MM Yogyakarta, SMA TRISAKTI Patuk, SMA Bhinakarya Wonosari, SMA Muhammadiyah Wonosari. Pernah menjabat Kabag Pembangunan Desa Putat Kecamatan Patuk. Salam damai dan persaudaraan

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Megawati Bermimpi Merebut Jakarta

24 Februari 2016   12:59 Diperbarui: 24 Februari 2016   13:27 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Jabat hangat Megawati saat Ahok dilantik jadi Gubernur DKI, Ft F. Fanani, liputan6.com"][/caption] Nampak terang benderang, betapa pentingnya Jakarta dalam peta perpolitikan di indonesia. Bisa duduk di DKI, entah itu sebagai Gubernur atau wakil, tangga kekuasaan skala RI ada di depan mata.

Ini trend paska keberhasilan Jokowi, sepanjang tokoh yang bersangkutan pinter 'jual diri' ke khalayak, seperti dilakukan Ahok.

Gaya Jokowi yang langka dilakukan pejabat itu ternyata cukup kuat menyihir publik untuk tidak berhenti menyanjung. Langkah jokowi itu 'gila', tapi Ahok lebih dari sekedar gila.

Di komparasikan dengan  pengantin, Ahok itu torah rupo kurang condro. Dia banyak akal, sehingga publik kehabisan kata dalam hal menghujat atau menyanjung.

Yang baru saja bergulir, TemanAhok seperti memperoleh posisi super istimewa. Institusi dadakan itu memiliki power melebihi partai
politik. Konkuensinya, meski PDIP bertekad mendukung pencalonan Ahok di Pilkada 2017, Si Moncong Putih harus toleran pada TemaAhok. Bahkan Ahok bilang, "PDIP, kalau mau usung saya, izin TemanAhok dulu," seperti dikutip Liputan6.com. Pernyataan Ahok bisa wajar, tapi bisa pula nyleneh di mata PDIP yang secara  faktual adalah partai gaek dan saat ini powernya cukup besar.

Tetapi PDIP seperti nrimo ing pandum. Megawati setuju Ahok maju lewat jalur independen, yang penting Djarot Saiful Hidayat bisa menjadi cawagub DKI.

Ada udang di balik kursi cawagub? Sepertinya begitulah, bahwa Megawati punya mimpi besar untuk menguasai Jakarta.

Kalau Ahok maju, dan menang, Djarot dalam hal ini PDIP punya peluang emas untuk menjadi petarung  pada putaran 5 tahun ke depan. Megawati, melaui kadernya, mengincar kursi Gubernur.

Tentu saja impian itu tidak mudah, karena Djarot harus bisa melangkah lebih gendeng ketimbang Ahok.

Koes Plus punya album Kembali Ke Jakarta. PDIP punya mimpi merebut kota Jakarta. Merdeka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun