Mohon tunggu...
Bambang Wahyu Widayadi
Bambang Wahyu Widayadi Mohon Tunggu... lainnya -

Menulis sejak 1979. di KR, Masa Kini, Suara Merdeka, Sinartani, Horison, Kompasiana, juga pernah menjadi Redpel Mingguan Eksponen Yogyakarta. Saat ini aktif membantu media online sorotgunungkidul.com. Secara rutin menulis juga di Swarawarga. Alumnus IKIP Negeri Yogyakarta sekarang UNY angkatan 1976 FPBS Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia. Pernah mengajar di SMA Negeri 1 Sampit Kota Waringin Timur Kalteng, STM Migas Cepu, SMA Santo Louis Cepu, SPBMA MM Yogyakarta, SMA TRISAKTI Patuk, SMA Bhinakarya Wonosari, SMA Muhammadiyah Wonosari. Pernah menjabat Kabag Pembangunan Desa Putat Kecamatan Patuk. Salam damai dan persaudaraan

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Joko Widodo Mulai Membangkang Perintah Mega?

14 Januari 2015   15:47 Diperbarui: 17 Juni 2015   13:10 917
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik


Sekali tepuk dua lalat mati. Ini yang sedang diaminkan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terkait dengan calon penggantian Kapolri. Komjen Budi Gunawan, jelas akan diseret pada penyidikan pada dugaan tipikor karena rekening gendut. Joko Widodo, seolah-olah kehilangan sebagian kemampuan komunikasi dengan institusi penegak hukum. Di seberang lain orang tak menyadari, Joko Widodo sedang memainkan politik tingkat tinggi. Dia sedang melawan tekanan politik dari Ketua Umum partai pengusungnya.

KPK sedang membuat panggung tersediri, KPK sedang memainkan agenda menurut selera dia, demikian penilaian Palmer Sitomorang seorang praktisi hukum, di Senayan saat diwawancarai salah satu TV swasta nasional.

Menurutnya, cara yang dilakukan KPK, dari sisi tempo menjadi tidak lazim dan tidak elok. Kelakuan KPK benar-benar memporak-porandakan ketatanegaran. Sidang uji kelayakan di DPR yang dibiayai negara, implisit dibiayai rakyat, menjadi seperti sia-sia.

Tetapi Prof. Cipta Lesmana berpandangan lain. Kisruh Budi Gunawan ini, gara-gara Presiden Joko Widodo tidak konsisten dengan sikapnya yang antikorupsi. Pada acara persiapan kabinet Joko Widodo pernah diperingatkan, Budi Gunawan ini bertinta merah, tetapi Joko Widodo tetap nekad nyelonong mencalonkan Komjen Budi Gunawan menjadi calon tunggal Kapolri.

Namun lebih jauh dia menduga, Joko Widodo sedang mengadu Megawati dengan KPK. Logika politik yang dia terapkan adalah polisi berbintang tiga ini pernah menjadi ajudan Presiden ke-5 Megawati Soekarnoputri. Joko Widodo ini menurut Cipta Lesmana merupakan Presiden bertampang bodo, tetapi pinternya luar biasa.

Itu artinya, Cipta Lesmana mensinyalir, pengajuan calon tunggal pengganti Kapolri tersebut di bawah tekanan kuat dari Megawati Soekarnoputri selaku Ketum PDIP. Tingkat kemandirian dan kemampuan Joko Widodo selaku Presiden seperti dilecehkan.

Rupanya tidak terlalu salah Cipta Lesmana menduga seperti itu, kemudian dia pun yakin haq qul hari ini Rabu 14/1/2015,Presiden Joko Widodo akan menarik Budi Gunawan dari pencalonan tunggal dan menggantikannya dengan Komnjen yang lain.

Kalau dugaan Cipta itu benar, berarti Joko Widodo sedang memainkan perannya sebagai presiden yang sesungguhnya. Tidak ada pihak mana pun yang bisa menekan atau mempengaruhi dirinya dalam mengambil keputusan, termasuk ketua Umum partai pengusungnya, Megawati Soekarnoputri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun