Sekali tepuk dua lalat mati. Ini yang sedang diaminkan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terkait dengan calon penggantian Kapolri. Komjen Budi Gunawan, jelas akan diseret pada penyidikan pada dugaan tipikor karena rekening gendut. Joko Widodo, seolah-olah kehilangan sebagian kemampuan komunikasi dengan institusi penegak hukum. Di seberang lain orang tak menyadari, Joko Widodo sedang memainkan politik tingkat tinggi. Dia sedang melawan tekanan politik dari Ketua Umum partai pengusungnya.
KPK sedang membuat panggung tersediri, KPK sedang memainkan agenda menurut selera dia, demikian penilaian Palmer Sitomorang seorang praktisi hukum, di Senayan saat diwawancarai salah satu TV swasta nasional.
Menurutnya, cara yang dilakukan KPK, dari sisi tempo menjadi tidak lazim dan tidak elok. Kelakuan KPK benar-benar memporak-porandakan ketatanegaran. Sidang uji kelayakan di DPR yang dibiayai negara, implisit dibiayai rakyat, menjadi seperti sia-sia.
Tetapi Prof. Cipta Lesmana berpandangan lain. Kisruh Budi Gunawan ini, gara-gara Presiden Joko Widodo tidak konsisten dengan sikapnya yang antikorupsi. Pada acara persiapan kabinet Joko Widodo pernah diperingatkan, Budi Gunawan ini bertinta merah, tetapi Joko Widodo tetap nekad nyelonong mencalonkan Komjen Budi Gunawan menjadi calon tunggal Kapolri.
Namun lebih jauh dia menduga, Joko Widodo sedang mengadu Megawati dengan KPK. Logika politik yang dia terapkan adalah polisi berbintang tiga ini pernah menjadi ajudan Presiden ke-5 Megawati Soekarnoputri. Joko Widodo ini menurut Cipta Lesmana merupakan Presiden bertampang bodo, tetapi pinternya luar biasa.
Itu artinya, Cipta Lesmana mensinyalir, pengajuan calon tunggal pengganti Kapolri tersebut di bawah tekanan kuat dari Megawati Soekarnoputri selaku Ketum PDIP. Tingkat kemandirian dan kemampuan Joko Widodo selaku Presiden seperti dilecehkan.
Rupanya tidak terlalu salah Cipta Lesmana menduga seperti itu, kemudian dia pun yakin haq qul hari ini Rabu 14/1/2015,Presiden Joko Widodo akan menarik Budi Gunawan dari pencalonan tunggal dan menggantikannya dengan Komnjen yang lain.
Kalau dugaan Cipta itu benar, berarti Joko Widodo sedang memainkan perannya sebagai presiden yang sesungguhnya. Tidak ada pihak mana pun yang bisa menekan atau mempengaruhi dirinya dalam mengambil keputusan, termasuk ketua Umum partai pengusungnya, Megawati Soekarnoputri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H