[caption id="attachment_376898" align="aligncenter" width="420" caption="Sidarta di Gunungkidul. Dok Bewe"][/caption]
Sidarta Danu Subrata, salah satu anggota Dewan Penasehat Presiden sekaligus anggota Dewan Pertimbangan DPP PDI Perjuangan hadir mewakili Megawati Sukarno Putri, dalam kesempatan peresmian 18 kantor PAC yang secara simbolis dilakukan di Desa Wiladeg, Karangmojo, Gunungkidul, Minggu, 5/4/2015. Dalam sambutan tanpa teks, Sidarta menantang dan menating kader PDI Perjuangan Gunungkidul.
“Kalian sanggup gak merebut kursi Gunungkidul 1,” tantang Sidarta. Tanpa komando serempak disambut ratusan kader, “Siap....!” Selanjutnya Sidarta ganti didaulat untuk menggunting pita, sebagai simbul persemian kantor PAC.
Sidarta, memberi apresiasi kepada DPC PDI Perjuangan Gunungkidul, karena hanya dalam waktu 45 hari sejak dilantik, telah mampu membangun infrastruktur partai berupa kantor sekretariat. “Ini luar biasa, yang tidak akan bisa dilakukan oleh DPC, Bantul, Kota, Sleman maupun Kulonprogo,” ujarnya.
Kepyakan kantor sekretariat PAC PDIPyang dipusatkan di Wiladeg, konon sebagai salah satu unjuk kekuatansekaligus sarana merebut kursi Gunungkidul 1. Satu-satunya sesama kompetiter yangmengincar kursi bupati, H. Subardi, TH pun "tunduk topi", mengirim salam hangat atas perhelatan tersebut.
"Selamat dan sukses atas pembukaan kantor PAC PDIP Karangmojo," tulis
Subardi, TS dalam kiriman rangkaian karangan bunga yang dipajang ditempat jamuan, minggu 5/4/2015.
Dikonfirmasi soal karangan bunga ucapan selamat Bardi TS yang akrab dipanggil Bardi Wae, menjawab deplomatif, “Rumah saya persis di belakang Kantor PAC yang diresmikan, hanya selang dua. Saya tidak diundang, tetapi tidak elok kalau saya tidak memberi selamat pada PDI Perjuangan.”
Diminta komentar, Suharno kader PDIP yang juga Ketua DPRD IIGunungkidul menjawab langsam apresiatf. "Itu pertanda tebalnya ikatanpersaudaraan sesama politisi. Dan itulah warga Gunungkidul sejati,"ujarnya.
Kader Lain, Desiyanti, yang juga Ketua Dewan Kehormatan DPRD IImenyatakan, iklim politik yang mulai menghangat tampak menyejuk."Kiriman Pak Bardi, identik dengan keplok (tepuk tangan). Kami
bangga memiliki rekan seperti Pak Bardi," ujar Desi angkat jempol.
Tak hanya Subardi TS, sebelum acara dimulai, persisnya jam 11.25 WIB,Bupati Gunungkidul, Hj. Badingah, S.Sos. tanpa pengawalan protokolermenyempatkan hadir. "Meski tanpa seremoni, kehadiran Ibu tetap atas namaBupati, karena beliau diundang," kata Kabag Humas, Agus Kamtono.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H