Mohon tunggu...
Bambang Wahyu Widayadi
Bambang Wahyu Widayadi Mohon Tunggu... lainnya -

Menulis sejak 1979. di KR, Masa Kini, Suara Merdeka, Sinartani, Horison, Kompasiana, juga pernah menjadi Redpel Mingguan Eksponen Yogyakarta. Saat ini aktif membantu media online sorotgunungkidul.com. Secara rutin menulis juga di Swarawarga. Alumnus IKIP Negeri Yogyakarta sekarang UNY angkatan 1976 FPBS Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia. Pernah mengajar di SMA Negeri 1 Sampit Kota Waringin Timur Kalteng, STM Migas Cepu, SMA Santo Louis Cepu, SPBMA MM Yogyakarta, SMA TRISAKTI Patuk, SMA Bhinakarya Wonosari, SMA Muhammadiyah Wonosari. Pernah menjabat Kabag Pembangunan Desa Putat Kecamatan Patuk. Salam damai dan persaudaraan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mbah Mujono: Melintas Sinabung, Gunung Kelud, Gunung Mana Lagi

14 Februari 2014   01:08 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:51 485
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1392314559630813033

[caption id="attachment_311889" align="aligncenter" width="600" caption="Mbah Mujono, mata batinya tajam. Ft. Gaib WP"][/caption]

Tanggal 31/12/2013 rekan saya Gaib Wisnu Prasetyo redaktur pelaksana sorotgunungkidul.com menurunkan berita tentang prediksi peristiwa yang bakal terjadi selama tahun 2014. Gaib menemui Mbah Mujono (78) spiritualis Kejawen yang nyentrik, keren sekaligus sangar, asal dusun Susukan, Desa Genjahan, Ponjong, Gunungkidul.

Tahun 2014 itu dimulai Rabu Pungkasan bulan Sapar tahun Jawa. Di tahun-tahun sebelumnya itu tidak pernah terjadi. Manusia harap berhati-hati sebab dimungkinkan akan terjadi hal-hal yang tidak menyenangkan.Perlambangnya DAHANA MUBAL NGUBER-UBER JALMA, DEWA NGREKSA KEMBANG SEJATI Kata Mbah Mujono sebgaimana ditulis Gaib, Selasa (31/12/2013).

Dahana itu api, mubal artinya meluap. Api yang meluap itu adalah magma di perut bumi. Gunung berapi,bakal banyak yang meletus. Tidak meleset perkiraan Mbah Mujono, Gunung Sinabung di Tanah Karo, erupsi, menyusul Gunung Kelud, di Jawa Timur.

Pukul 22.15, Gunung Kelud yang berada di perbatasan Kediri-Blitar, Kabupaten Malang ditetapkan sebagain awas, atau level IV. Tigapuluh lima (35) menit kemudian, Pukul 22.50 WIB, kamis Kliwon 12/2/2014 meletus.

Semburan asap dan material vulkanik mencapai ketinggian 3000 meter. Gede Swastika, Kabid Pengamatan dan Penyelidikan Gunung Api, yang berada di lokasi, mengatakan hal itu kepada sejumlah wartawan.

“Penglihatan mata batin Mbah Mujono luar biasa”, komentar Suharyono warga kecamatan Patuk, Gunungkidul, tatkala menyaksikan semburan api Gunung Kelud via layar kaca 5 menit setelah meletus.

Sementara itu Warga Desa Ngalang, Gedangsari, Gunungkidul, berhamburan ke luar rumah, ketika mendegar suara gemuruh, menjelang Gunung Kelud erupsi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun