Mohon tunggu...
Bambang Widodo
Bambang Widodo Mohon Tunggu... -

....masa terbaik dalam hidup seseorang adalah masa ia dapat menggunakan kebebasan yang telah direbutnya sendiri (pram. ananta toer)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Misa HUT Kemerdekaan RI ke 72 Gereja Pecinta Damai Berlangsung Khidmat

18 April 2018   08:12 Diperbarui: 18 April 2018   08:56 344
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sudah menjadi prosesi masa bagi umat katolik Gereja Pecinta Dami --  jalan Pogot -- Surabaya untuk memperingati hari kemerdekaan Indonesia. Bahkan di HUT RI Ke-72 Kamis, (17/8/2017) para umat dengan dihadiri RM  Antonius Kariono CM membacakan kotbah kotbahnya terkait kebhinekaan.

Umat Katolik yang hadir dengan prosesi Misa Kemerdekaan yang dimulai  pukul 18.30 WIB itu juga diahdiri Ustad Nur Cholis (40) dan beberapa umat muslim lainnya.

Even acara Misa yang sedang kitmat itu juga terlihat Girindra, Ketua  Patriot Garda NKRI (PGN) cabang Surabaya juga hadir dengan penuh peci dan sarung.

Menjadi bentuk penghoramatan terhadap Bangsa dan Negara Indonesia,  acara misa pun diawali dengan penurunan Sang Saka Merah Putih yang ada  di halaman gereja. Sebagian dari umaterhana baj adat dari berbagai suku  yang ada di Nusantara.

Keragaman kostum yang dikenakan para umat tersebut menjadikan sebuah symbol dari kebhinekaan dan kemajemukan bangsa Indoensia.

Menurut Girindra (47), misa kemedekaan dengan baju adat untuk lebih  mengenalkan kepada generasi muda yang turut mengahdiri misa tersebut.

"Baju adat yang berlaku sebagian umat, untuk mempeknalkan kepada anak  anak muda yang ikut dalam misa malam ini," kata Giri kepada SICOM.

Lebih jauh, pria gempal tersebut bersama umat muslim lainnya memilki  misi untuk menjaga keragaman suku dan agama di bumi nusantara.

"Dengan mengikuti misa, kita tetap berdoa sesuai keyakinan dan agama  kita masing masing. Umat katolik yang hadir mereka menurut keyakinnya.  Yang sedang melakukan prosesi ini juga melakukan doa sesaui keyakinan  islamnya. Itulah indahnya perbedaan," pungkas Giri.bambang

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun