Hanya gara-gara foto mesra mantan kekasihnya, seorang laki-laki nekad menghabisi nyawa temannya sendiri.
Kawasan Jalan Talangsari Bendan Dhuwur Semarang pagi gempar. Pasalnya, seorang pemilik kos, Henry Kurniawan Wicaksono (33) ditemukan tewas dibunuh oleh sekelompok pemuda di rumah kos-kosan di Jalan Talangsari RT 1 - RW 7 Bendan Dhuwur, Sampangan, Gajahmungkur. Korban tewas dengan dua luka tusukan di dada yang tembus ke jantung dan luka tusuk di perutnya.
Menurut saksi, Dedi, salah seorang penghuni kos mengatakan, kejadian menggemparkan tersebut bermula sekira pukul 03.30 WIB. Saat itu kos-kosan didatangi oleh empat orang mengendarai sepeda motor yang diduga hendak mencuri sepeda motor. Namun aksi para pelaku dipergoki oleh korban, karena panik, pelaku langsung menusuk korban ke dada dan perut.
“Ada empat orang datang. Dan tidak lama kemudian ada suara minta tolong. Waktu itu saya sedang tidur di dalam kamar saya,” ujar Dedi kepada polisi di lokasi kejadian.
Mendengar teriakan korban, para penghuni kos gempar dan berhamburan keluar kamar. Dan lebih kaget lagi, mereka mendapati korban telah tersungkur ke tanah bersimbah darah. Tidak ada yang mengetahui persis bagaimana proses pembunuhan itu terjadi. Mereka tahunya mendengar teriakan dan melihat korban telah terkapar.
“Kejadian persisnya saya tidak tahu. Tahunya korban berteriak minta tolong dan begitu keluar kamar, korban sudah tergeletak di tanah bersimbah darah dan pelaku juga sudah tidak ada,” tambah Dedi.
Meski telah terkapar dan bersimbah darah, tapi penghuni kos melihat korban masih bernyawa. Dan untuk menuyelamatkan nyawanya, penghuni kos membawanya ke RSUP dr Kariadi. Namun tiga puluh menit dirawat di UGD, korban menghembuskan nafas terakhirnya akibat luka tusuk yang sangat dalam hingga melukasi organ vital dalam tubuh korban.
Senada dengan Dedi, adik korban, Melani (32) saat ditemui di kamar mayat RSUP dr Kariadi mengatakan, sebelum kakaknya tewas, kakaknya sempat mengatakan sesuatu sebelum kejadian nahas menimpanya yakni kos-kosanya didatangi oleh empat orang yang hendak mencuri motor. Namun, kakaknya mempergoki para pelaku dan akhirnya membantai korban.
“Saya dapat informasi kalau sebelum kakak saya dibunuh, ada empat orang hendak mencuri motor kepergok penghuni kos dan berteriak. Kemudian kakak saya keluar kamar dan memergoki para pelaku,” ujarnya.
Karena aksinya kepergok, para pelaku langsung membantai korban dengan menusukkan senjata tajam ke dada dan perut korban. Korban melakukan perlawanan dan sempat menangkis sabetan pelaku sehingga tangan kanannya mengalami luka iris mengenaskan. Daging tangan bagian bawah jari kelingking nyaris putus (seperti potongan daging).
“Kakak saya kan sudah punya dua anak yang tinggal bersama ibu (Endang. red) di rumah sebelah kos. Dan kakak saya tidur di rumah yang untuk kos-kosan,” ujarnya lagi.
Dendam Lama
Informasi lain yang diperoleh dari beberapa saksi menyebutkan kejadian pembantaian terhadap Henry diduga kuat karena balas dendam. Menurut keterangan, Henry saat ini telah pisah ranjang dengan isterinya. Namun, di belakang pisah ranjang, Henry menjalin hubungan asmara dengan isteri orang lain. Selain itu, Henry juga terlibat masalah dengan beberapa orang.
“Kemungkinan sih ada yang balas dendam. Karena korban menjalin hubungan asmara dengan isteri orang lain sejak korban pisah ranjang dengan isterinya. Selain itu, korban juga mempunyai masalah dengan beberapa orang,” ujar seorang warga yang enggan disebutkan namanya.
Sementara itu Kasat Reskrim Polrestabes Semarang, AKBP Harryo Sugihhartono usai melakukan olah TKP di lokasi kejadian mengatakan, masih melakukan penyelidikan dan penyidikan terkait pembunuhan yang menimpa Henry. Dari keterangan beberapa saksi, diduga kuat pelaku kenal dengan korban, namun itu masih dalam pendalaman.
“Kita masih melakukan pendalaman, dugaan sementara pelaku ini kenal dengan korban. Tapi motifnya apa ini kita masih melakukan penyelidikan. Korban tewas dengan luka tusukan senjata tajam di dada yang tembus ke jantung dan tusukan diperut,” ujar Harryo.
Lebih lanjut Harryo mengatakan, dari hasil olah TKP sementara, pihaknya menemukan beberapa kejanggalan dalam insiden pembantai an tersebut. Namun, Harryo enggan menjelaskan kejanggalan tersebut dengan dalih masih dalam penyelidikan.
“Ada kejanggalan dalam oleh TKP, tapi kejanggalan itu masih kita selidiki. Kita juga memintai keterangan beberapa saksi, kita lakukan penyelidikan nomor HP korban untuk mengetahui dengan siapa korban melakukan komunikasi sebelum akhirnya meninggal,” tambah Harryo.
Dari hasil visum sementara, Dokter Forensik RSUP dr Kariadi, Gatot Suharto mengatakan, korban tewas akibat tusukan yang di dadanya. Karena tusukan senjata tajam itu sampai menembus ke jantung korban. Dan sebelum tewas, korban diketahui sempat melakukan perlawanan. Hal ini bisa dilihat dari luka di tangannya yang kemungkinan besar tangan korban menangkis sabetan pelaku.
“Kalau dilihat dari luka di tangan kanannya, sebelum meninggal korban sempat melakukan perlawanan. Dan yang jelas korban tewas akibat tusukkan di dadannya yang kemungkinan besar menembus ke jantung. Namun untuk memastikannya, korban harus diotopsi untuk melihat di dalamnya,” terang Gatot Suharto usai memeriksa korban.
Hingga saat ini, kasus pembantaian juragan kos tersebut masih dalam penyelidikan jajaran Reskrim Polrestabes Semarang dan Polsek Gajahmungkur. Sebagai barang bukti, polisi mengamankan sepatu, pakaian yang bersimbah darah. Selain itu, polisi juga mencari barang bukti senjata tajam yang dipergunakan pelaku.@berbagaisumber
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H