Mohon tunggu...
Bambang Widodo
Bambang Widodo Mohon Tunggu... -

....masa terbaik dalam hidup seseorang adalah masa ia dapat menggunakan kebebasan yang telah direbutnya sendiri (pram. ananta toer)

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Gadis SMP Ini Dipaksa Melayani Nafsu 4 Pria

5 Februari 2015   07:47 Diperbarui: 17 Juni 2015   11:48 1298
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14230725521234394763

[caption id="attachment_349412" align="alignnone" width="640" caption="Mapolda Riau, Pekanbaru"][/caption]

Panggil saja namanya Mawar (15), warga Kabupaten Rokan Hulu (Rohul) Riau, Pekanbaru, Sumatera Utara ini menjadi korban penculikan dan pemerkosaan yang dilakukan empat pria, Jumat 19 Desmber 2014.

Parahnya, salah seorang dari pria itu sudah berusia setengah abad, ikut andil menggilir gadis Sekolah Menengah Pertama (SMP) tersebut.

Namun, aksi ketiga pria dan satu kakek-kakek bejad itu ketahui oleh warga sekitar yang kemudian menggerebeknya.

Sebut saja Maman (28), salah seorang warga desa Talikuman itu menduga, kemungkinan sebelum mereka melakukan tindakan tidak terpuji itu terhadap Mawar, mereka terlebih dahulu meminum minuman keras.

“Karena tidak mungkin kalau tidak dipengaruhi alcohol. Apa yang dilakukannya terbilang sadis, apalagi yang diperkosa seorang gadis SMP. Kasihan kan,” kata Maman seusai mengamankan Ido dan Safi’i.

Maman juga tidak mengerti dengan perbuatan Ido dkk malam itu. “Tidak malah dilindungi malah dikerjain sampai kayak gitu,” lanjut Maman.

Safi’i yang saat itu rumahnya menjadi ajang pelampiasan syahwat seks brutal yang dilakukan bersama rekan-rekannya, tidak hanya mendapat cemo’ohan dari para warganya sendiri, tapi ia juga mendapat bogem mentah.

Sayangnya, warga hanya mampu mengamankan dua diantara pelakunya sebut saja namanya Ido (22) dan Safi’i (54), sementara dua pelaku lainnya berhasil melarikan diri.

Mengetahui hal tersebut warga setempat membawanya ke Pos Keamanan Keliling (Poskamling) untuk diinterogasi.

Bahkan sebagian warga sempat main hakim terhadap keduanya yang dianggap tega melakukan tindak pidana asusila itu.

Setelah dilakukan pemeriksaan oleh warga keduanya pun diserhakn ke pihak yang berwajib. Sedangkan Mawar di larikan ke rumah sakit untuk menjalani pemeriksaan sekaligus visum.

Menurut informasi dari pihak kepolisian di Polisi Daerah (Polda) Riau, membenarkan adanya laporan yang masuk terkait kasus perkosaan, Minggu 21 Desember 2014 lalu.

Sedangkan Mawar, yang saat itu datang ke Polda Riau dengan didampingi kedua orangtuanya, Mahmud (46) dan Tini (41), utnuk melaporkan kejadian yang menimpa atas dirinya.

Dari kesaksian Mawar seusai menjalani pemeriksaan itu mengaku, bahwa dirinya malam itu memang sempat saling kirim pesan pendek (SMS-an) untuk pergi janjian jalan-jalan malam migguan.

Lalu malam itu, Jumat 19 Desember 2014 dan sekitar pukul 21.00 WIB Ido pun datang bersama Jamal ke rumah di kawasan Desa Batang Samo, Kecamatan Rambah, Kabupaten Rohul.

Karena sudah berjanji untuk pergi jalan-jalan, Mawar pun melenggang keluar rumah untuk memenuhi janjinya berkeliling kota. Mereka pergi dengan berboncengan tiga.

Setelah berkeliling kota, Ido, Jamal dan Mawar singgah di Jalan Jenderal Sudirman di alun-alun Pekanbaru, di lokasi inilah terjadi perbincangan diantara ketiganya. Hingga muncul ajakan Ido dan Jamal terhadaop Mawar untuk mampir ke salah seorang rekannya, Safi’i, di desa Talikuman, Kecamatan Tambusai, Kabupaten Rohul.

Gadis belia dan lugu itu tidak sedikit menaruh curiga terhadap ajakn Ido dan Jamal. Karena keduanya sudah akrab sebelumnya. Akhirnya Mawar mengamini ajakan kedua teman prianya itu.

Ketiganya beranjak dari tempat duduknya dan pergi menuju ke Desa Talikuman rumah Safi’i. Setibanya di rumah selain Safi’i juga ada Ichwal yang sudah lama menunggu kedatangan Ido, Jamal dan Mawar.

Dalam pertemuannya, mereka saling canda dan bergaurau layaknya sehabat yang memang sudah akrab sebelumnya.

Namun, ditengah canda mereka tiba-tiba Ido meminta pada Mawar agar dirinya mau melayani hawa nafsunya. Bahkan Ido pun tidak segan-segan merayu Mawar.

Ido yang malam it uterus merengek agar mendapatkan layanannya merasa dipemalukan dihadapan teman-temannya. Tanpa berpikir panjang akhirnya Ido pun memaksanya dan menelanjanginya di hadapan teman-temannya.

Menerima perlakukan buruk dari Ido, tentu saja gadis malang tersebut meronta dan berniat melakukan perlawanan.

Namun perlwanan Mawar sia-sia, mulutnya debekap saat dirinya berusaha berteriak meminta tolong. Kaki dan tangannya dipegang erat oleh Jamal, Ichwal san Safi”i. karuan saja gadis ingusan itupun tak berdaya.

Setelah terkapar tanpa busana, Ido segera menidihnya dan memperkosanya. Setelah puas melakukan maksiatnya, pria yang dikenal akrab dengan Mawar itu langsung menelantarkannya dalam dekapan ketiga temannya.

Ajakan sesat juga keluar mulut Jamal malam itu, namun Mawar sempat meolaknya mentah-mentah. Sekali lagi Mawar yang hanay seorang gadis tidak mampu melawan tenaga empat pria.

Jamal yang saat itu tidak mau menyerah begitu saja, dia pun memaksa Mawar. Dengan dibantu Ido, Safi’i dan Ichwal akhirnya Mawar pun dibuat tak berdaya oleh Jamal. Gadis nahas itupun terkulai.

Setelah puas menyalurkan hasratnya, Jamal pun melenggang meninggalkan Mawar yang saat itu masih dikitari oleh para pria bejat itu pun merintih kesakitan.

Tidak hanya sampai disitu,Safi’i yang merasa turut andil terkait rumahnya yang dijadikan ajang maksiat malam itu turut menita jatah untuk menggilir gadis imut yang bernasib buruk itu.

Tampaknya niatan bejat untuk menggilir Mawar sudah tertanam dibenak Safi’i dan Ichwal. Hal tak senonoh itu pun mereka lakukan pada Mawar. Begitu juga dengan Ichwal tak ngin ketinggalan melepaskan syahwatnya.

Seusai melaporkan kasusnya, Mawar bercerita kalau dirinya malam itu manjdi bualan-bulanan Ido dkk. Dia merasa sakit hati atas musibah yang dialaminya. Karenanya ia berharap pada aparat kepolisian agar kasusnya segera ditanganinya.

Sambil terisak tangis, Mawar merasa menyesali kepergiannya malam itu. hingga terjadinya pemaksaan tehadap dirinya.

“Mereka memaksaku untuk diajaknya hubungan suami-istri. Aku juga sempat menolaknya namun tenagaku tidak kuat karena harus melawan empat orang pria,” ujar Mawar sambil meratapi nasibnya.

Padahal Mawar sudah menganggap mereka (Ido dan Jamal) seperti saudara sendiri. Naumn kenyataannya mereka tega menodainya ramai-ramai.

Atas kajadian yang menimpa pada dirinya Mawar meminta pada para penegak hukum agar para Jamal dan Ichwal segera ditangkap. Dan terhadap para tersangka,

Mawar ingin mereka mendapat ganjaran atau hukuman yang berat. Sejak kejadian malam itu, Mawar mengaku tidak mau lagi percaya kepada kaum pria.

Sebagai seorang bapak, Mahmud tidak merelakan anaknya dipelakukan seperti binatang. Dengan persaan terluka lantaran putri kesayanganya direnggut kesuciannya, pria hampir paruh bayah itu mengingatkan pada pihak polisi agar segera mengusut dan memburu pelaku yang kabur.

“Saya harap Icwal dan Jamal bisa ditangkap oleh pihak polisi. Paling tidak polisi sudah menangkap Ido dan Safi’i. dari keduanya kan bisa dikorek informasi dari mereka,” kata Mahmud dengan wajah sedikit memerah selaksa mendendam.

Sedangkan menurut Tini, sejak kejadian yang menimpa anak tersayangnya mengaku, kalau dirinya tidak bisa tidur semalaman.

“Tidak ada yang terima pihak keluarga atas kejadian ini. Beberapa saudara kami ada yang mengacam salah seorang dari pelaku, namun saya dan suami tidak memperbolehkannnya untuk berlaku main hakim sendiri,” katanya.

Sementara Kabid Humas Polda Riau, AKBP Guntur Aryo Tejo SIK menyampaikan, bahwa saat itu mereka sempat menyekap Mawar selama lima jam.

“Setelah melihat situasi aman, para pelaku pun segera melancarkan aksi bejat mereka,” katanya.

Gadis malang tersebut dipaksa melepaskan pakaiannya. Meski menolak Mawar yang tak berdaya malam itu tak bisa menolak karena kalah jumlah dan tenaga.

“Akhirnya korban dijadikan objek pelampiasan nafsu setan keempat pelaku,” tambahnya.

Tak tanggung-tanggung, Mawar digilir secara bergantian oleh mereka berkali-kali, hingga lemas tak berdaya.

“Dua pelaku langsung ditangkap warga, sementara 2 lainnya (JA dan IC) melarikan diri,” terang Guntur.

Setelah diamankan warga, Ido dan Safi’i pun langsung diserahkan ke polisi setempat untuk diproses sesuai hukum. Sementara korban sudah diserahkan kepada orangtuanya dan disarankan untuk membwanya ke rumah sakit serta membuat laporan polisi.

“Sementara dua pelaku lainnya yang kabur, sudah jadi Daftar Pencarian Orang, kasus ini terus kami selidiki,” terang Guntur.

Pihaknya berjanji akan segera menangkap Jamal dan Ichwal yang kini masih buron dan segera menyelesaikan kasusnya secepatnya.

Keempat pria tersebut, kata Guntur, dilaporkan atas tindakan penyekapan dan kekerasan seksual terhadap anak di bawah umur.

Guntur juga mengaku prihatin terhadap prilaku remaja sekrang yang dibilang nekat dan berani melakukan perbuatan yang tidak sepatutnya mereka lakukan.

Ini benar-benar meprihatinkan. Apa yang mempengeruhi para remaja sekarang hingga mereka nekat berbuat seperti itu (perkosaan). Atas perbuatannya maka mereka terancam Undang-Undang RI nomor 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak pasal 82 tentang kekrasan seksual terhadap anak dibawah umur,” pungkas Guntur.berbagaisumber

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun