Mohon tunggu...
Bambang Trim
Bambang Trim Mohon Tunggu... Penulis - Pendiri Penulis Pro Indonesia

Pendiri Institut Penulis Pro Indonesia | Perintis sertifikasi penulis dan editor di Indonesia | Penyuka kopi dan seorang editor kopi.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Bloknot Prabowo

25 Januari 2025   08:16 Diperbarui: 31 Januari 2025   20:45 374
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Prof. Emil berbicara, Prabowo mencatat (Sumber: Dok. Tim Media Prabowo)

Kalau saja produsen bloknot tahu produknya digunakan Prabowo, mungkin langsung muncul iklan memanfaatkan momentum unik pertemuan Prabowo dan Prof. Emil Salim. Prabowo masih menggunakan tradisi lama, menulis tangan di bloknot sembari menyimak dan berpikir. 

Satu lagi yang tampak, bolpoin bermotif garis-garis itu mungkin sangat engkau kenali. Beberapa orang punya bolpoin favorit untuk menulis dan menandatangan. Bolpoin Pak Prabowo itu favorit saya juga.

Berikut keterangan dari Prabowo usai berjumpa Prof. Emil sebagai informasi apa yang mungkin telah dicatatnya.

"Saya tadi pagi kebetulan berjumpa dengan Profesor Emil Salim, seorang senior, usianya menjalani 95 tahun, berkali-kali jadi menteri. Beliau menyampaikan pesan-pesan, menyampaikan harapan-harapan, dan menyampaikan apa-apa yang beliau jadikan pegangan beliau." 

Tentu ada alasan bagi Prabowo untuk menuliskan butiran pesan Prof. Emil. Boleh jadi catat-mencatat itu sudah merupakan kebiasaan lama. Terserah mungkin orang mau bilang sebuah pencitraan. Pasalnya, seorang pemimpin memang perlu mencitrakan dirinya seperti apa. 

Bagi saya citra yang dikesankan dari menulis pada bloknot itu baik bagi generasi muda daripada Prabowo bermain hp sambil mendengar Prof. Emil.

Saya dan engkau pun demikian apabila bertemu tokoh langka dan terhormat lalu berinisiatif mencatatnya. Mungkin itu sudah sebuah kebiasaan dan boleh juga sebuah kepentingan. Namun, faktanya kebiasaan mencatat itu makin tergerus dengan hanya menyimak lalu akhirnya ditutup dengan berswafoto. 

Saya beberapa kali bertemu anak muda yang antusias mengajak saya berbincang banyak hal, termasuk bertanya soal penulisan dan penerbitan. Namun, anak muda itu tidak mencatat atau merekam. Mereka tampaknya lebih mampu mengandalkan ingatannya. Tapi, saya khawatir juga bincangan saya panjang lebar ibarat masuk telinga kiri keluar telinga kanan.

Baiklah husnuzan saja ia nanti akan menuangkan hasil perbincangan dengan saya ke dalam artikel di Kompasiana. Menulis artikel itu tetap merupakan buah dari sebuah pengalaman dan pendalaman meskipun ia tidak menggunakan bolpoin dan bloknot.

Apakah engkau masih sering menuliskan sesuatu di bloknot yang kaubawa ke mana-mana? Apakah engkau masih memiliki sebuah diari yang digembok dan tak boleh dibaca orang?

Keampuhan Tulisan Tangan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun