Presiden RI itu masuk nominasi tokoh terkorup 2024 versi OCCRP. Begitulah kepala berita yang menurut Menkopolhukam mengganggu muruah bangsa Indonesia. Nominasi atau pengusulan seseorang untuk dicalonkan lazimnya berkonotasi positif. Akan tetapi, ada nominasi yang berkonotasi buruk seperti diselenggarakan oleh OCCRP.Â
Beberapa penghargaan yang entah mengapa disebut penghargaan itu bertujuan mengkritik, mengejek/mempermalukan, dan menimbulkan rasa humor. Untunglah di sini tidak ada penghargaan untuk penulis terburuk.
Nominasi buruk semacam itu pantaslah membuat gerah karena mata dunia tertuju pada kita. Selaras juga dengan OCCRP, organisasi Green Peace dan Berne Declaration memiliki nominasi Public Eye. Nominasi itu diselenggarakan untuk mengkritik korporasi yang dianggap melakukan praktik bisnis merugikan lingkungan, melanggar hak asasi manusia, atau tidak etis. Shell misalnya, pernah menjadi nomine karena praktik pengeboran minyak di Arktik.
Organisasi Friends of the Earth (Les Amis de la Terre) di Prancis punya penghargaan unik berjenama Pinocchio Awards. Penghargaan itu bertujuan mengkritik perusahaan yang melakukan greenwashing atau klaim palsu tentang keberlanjutan (lingkungan).Â
Selain itu, ada penghargaan unik lain dari Plain English Campaign berjenama Foot in Mouth Award. Penghargaan---jika tepat disebut begitu--diberikan kepada tokoh publik yang mengeluarkan pernyataan rancu atau membingungkan. Presiden Amerika, George W Bush pernah dianugerahi penghargaan itu kategori pencapaian seumur hidup (lifetime achievement) pada 2008 atas pernyataannya yang terus-menerus membingungkan selama bertahun-tahun.
Di Indonesia siapa ya, kira-kira tokoh seperti ini yang pernyataannya membingungkan selama bertahun-tahun? Nah, di negeri kita yang begitu---tokoh publik yang menggunakan bahasa membingungkan---dari kalangan pejabat dan politisi sebenarnya banyak juga.Â
Menteri HAM dalam suatu pidatonya yang viral menyebut bahwa ia sudah13 tahun tidak punya istri, tetapi punya tiga pacar. Warganet pun riuh dengan berbagai interpretasi. Â
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa pasti tidak akan memilih untuk memberi "penghargaan" negatif kepada tokoh publik yang tidak berbahasa Indonesia secara baik dan benar. Lembaga pemerintah itu lebih memilih sebenar-benar penghargaan untuk lembaga atau tokoh publik yang berbahasa jernih, santun, dan berbobot.
Badan Bahasa memiliki penghargaan berjenama Wajah Bahasa Lembaga Tingkat Nasional. Penghargaan itu merupakan apresiasi yang kepada lembaga-lembaga yang memiliki sikap positif terhadap bahasa Indonesia. Sikap positif terhadap bahasa Indonesia tersebut diwujudkan dengan adanya kemauan setiap lembaga untuk mengutamakan bahasa Indonesia di ruang publik dan dalam dokumen lembaga berdasarkan hasil pembinaan yang telah dilakukan oleh Pusat Pembinaan Bahasa dan Sastra maupun balai/kantor bahasa. Tercatat Dinas Perhubungan Aceh menjadi juara I Wajah Bahasa Lembaga Tingkat Nasional kategori pemerintahan pada 2024.
Satu lagi, Badan Bahasa punya Anugerah Tokoh Cermat Berbahasa Indonesia. Anugerah itu diberikan kepada individu yang memiliki kepedulian, sumbangsih, dan pengaruh terhadap pembinaan bahasa Indonesia. Selain itu, anugerah ini ditujukan untuk memberikan keteladanan, motivasi, dan menumbuhkan sikap peduli terhadap bahasa dan sastra.